TEMPO.CO, Jakarta - Malam ini di tengah sakit perih dan memar karena korban tabrak lari, saya iseng buat maping bagaimana mengatur pola keuangan. Saya mencoba menjadi perencana keuangan mandiri. Barangkali, saya bisa menginspirasi para pembaca agar lebih sayang dan teliti saat mengeluarkan uang.
Jadi gini, pertanyaan yang sering banget mampir ke saya..
Kamu kok bisa udah KPR, punya kartu kredit, dan masih bisa jalan-jalan?
Iyah bisalah, pasti! Selama ada niat yang benar, bukan di jalan yang salah.
Dari awal bekerja, saya banyak belajar dan becermin dari mama dan bapak. Mereka bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga saya dengan profesi yang bisa dikatakan bukan impian banyak orang. Apapun profesinya mereka terima dan kerjakan dengan ikhlas. Selama menghasilkan gaji, bisa menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya. Jadi, nilai tabungan atau investasi mereka habis untuk menginvestasikan diri saya sendiri.
Begitu lulus, waktunya saya membalas kebaikan orang tua dengan memberikan tabungan saya sebaik-baiknya untuk mereka. Dan yang pertama kali saya lakukan adalah membeli rumah secara kredit.
Dari cara itu, saya bisa memiliki rumah untuk kehidupan tua saya atau mama nantinya. Saya langsung mencari rumah walaupun jauh dari Jakarta, tetapi lingkungan dan bangunannya saya pilihkan yang baik untuk jangka waktu yang lama.
Dari nilai gaji yang kita terima, para pekerja muda, para peraih mimpi, yuk kita berinvestasi secara bijak dan pintar. Gimana caranya?
- Membayar KPR
Untuk hal ini, berikan porsi 30-40 persen dari nilai gaji yang diperoleh. Kalau belum ada cicilan KPR, kalian bisa alokasikan nilai prosentase gaji kamu itu sebagai uang muka. Jadi pada saat beli rumah, kalian sudah gak bingung lagi mau bayar uang muka pakai dana dari mana lagi. Dengan begini, kalian sudah menunjukkan sikap dewasa dan bisa membuktikan diri kalian komitmen terhadap utang Bank dengan jangka waktu yang panjang.
- Asuransi Diri Sendiri
Kalian mungkin bisa jadi bekerja di perusahaan yang sudah memiliki kebijakan pemberian tunjangan kesehatan (allowance). Tapi sakit itu mahal banget.
dimana untuk nilai kesehatan sudah ada tunjangan (Allowance) atau budget dari kebijakan perusahaan pertahunnya untuk karyawan itu senilai berapa. Tetapi, sakit itu mahal banget. Mau ada tunjangan tak berbatas, atau nilai budget yang ada, kalau sakit sampai dirawat inap itu biayanya mahal banget. Makanya menyisihkan 10 persen untuk nilai asuransi diri sendiri itu sangat diperlukan.
Selain BPJS, kalian bisa memilih banyak produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan kamu. Banyak loh sekarang produk asuransi yang bagus dan murah tapi bisa buat jaga-jaga peninggalan ke ahli waris kamu. Ini juga penting, jadi kalian bisa tetap memberikan hal yang baik untuk hal terburuk dalam kehidupan kalian.
- Liburan!
Ini hal yang paling penting. Sisihkan uang 20 persen kamu untuk hal ini. Semua pekerja pasti memiliki titik jenuh dan jika tidak bisa diobatin kalian bisa stres. Jadi walaupun di kantor ada fasilitas gathering kalian harus menyisihkan uang untuk kehidupan diri kalian sendiri.
Walau terkesan sepele, liburan dengan budget murah-meriah juga banyak. Keliling museum di Jakarta, Pantai, Jogja, atau Indonesia bagian timur.
Mau keluar negeri juga bisa. Semua itu karena niat. Saya dan teman-teman biasanya menabung dulu baru liburan. Hasilnya? Cek Instagram saya, tampak bahagia dan awet muda! Hahaha.
- Fashion dan Kartu Kredit
Saya sisihkan 15 persen saja untuk keperluan ini. Saya bukan tipikal orang orang yang suka belanja baju setiap bulannya. Kalau kartu kredit biasanya saya gunakan untuk membeli pulsa dan paketan data karena banyak promonya. Sisanya untuk makan atau promo-promo lainnya.
Oh ya, saya lagi mengkoleksi apapun yang berhubungan dengan Hulk. Dan ini yang menguras budget saya nih. Tapi mulai bulan kemarin saya menekan budget ini. Sisanya ternyata bisa saya tabungkan. Jadi hal ini bisa dianggarkan tetapi kalau tidak digunakan yah bisa dialokasikan untuk tabungan.
- Hidup dan Tabungan
Porsi ini adalah hal terpenting. Gak makan gak hidup. Bersyukur Mama saya masih berusaha memasak dan saya bisa membawa bekal makanan setiap hari.
Selama bekerja 3 tahun di kawasan yang mereka bilang elite, saya bisa dikategorikan sangat-sangat low budget untuk makan. Setiap hari, dengan lauk apapun, saya bawa. Bersyukur juga teman-teman banyak yang membawa bekal, jadi kami bisa bertukar makanan. Saya tidak bawa bekal hanya pas gajian saja, karena sudah ada janjian untuk makan siang di luar.
Tabungan yang saya maksudkan adalah tabungan dua hal. Yang komitmen seperti tabungan berjangka atau apapun nama produknya itu. Jadi ini semacam arisan yang disetorkan setiap bulan, dan satu tahun kemudian cair.
Atau tabungan darurat yang sewaktu-waktu bisa diambil kalau ada kasus yang darurat. Saya gak bisa menabung ini, karena saya anaknya gak betah kalau ada saldo tabungan. Jadi saya pakai opsi satu. Tabungan berjangka. Dan saya sudah sukses di tahun pertama. Ini saya lagi jalan tahun kedua. Doain saya, ya!
Selebihnya kalau kalian tepat dengan maping gambar saya diatas, pasti semua keinginan terwujud. Jadi saya masih berusaha supaya ada satu tanda panah lagi, yakni cicilan Kredit Kendaraan Bermotor. Semoga dua atau tiga tahun kemudian terlaksana, ya! Jadi mari kita generasi muda menabung dengan cermat.
Generasi muda, generasi penerus bangsa, mari kita menjadi pekerja muda yang membanggakan dan berguna.
Semangat!
Regards,
Ndueisndue.
Tulisan ini sudah dimuat di ndueisndue.com