Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Parenting dengan Merangsang Tumbuh Kembang Anak

Reporter

image-gnews
Ayah membaca buku dengan anak. parenting.mdpcdn.com
Ayah membaca buku dengan anak. parenting.mdpcdn.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tugas orang tua memang mengawasi dan membimbing tumbuh kembang anak-anak. Kita bertanggung jawab memberikan stimulasi demi tumbuh kembang si kecil. Jenis stimulasi yang dapat kita berikan antara lain meliputi akal, sosial dan fisik. Mari kita bahas satu persatu. 

Stimulasi akal dapat dilakukan dengan memberikan kegiatan yang mempu merangsang daya kerja otak si kecil. Contohnya memberikan mainan untuk mengasah kreativitas berfikir, menganalisa dan problem solving seperti puzzle, lego, permainan balok dan lain-lain. Dengan begitu, si kecil dapat terbiasa menghadapi masalah dan mampu mengatasinya sendiri.

Selain itu daya imajinasi dan kreatifitasnya juga terasah dengan permaianan seperti ini. Anak saya, Kenza paling suka kalau sudah diberi stimulasi akal. Dia senang sekali main lego dan menggambar. Untuk mendukung kesenangannya itu, baru-baru ini saya daftarkan les robotic dengan menyesuaikan usia. Saya juga gak mau kalau Kenza terbebani, dan alhamdulillah Kenza enjoy banget ikut les ini.

Stimulasi sosial dapat kita lakukan dengan memberikan kegiatan yang mendorong si kecil untuk bekerja sama dalam kelompok atau semudah bermain dengan teman-temannya. Kita tahu, tak sedikit anak-anak yang enggan berbagi permainan dengan teman-teman lain. Padahal bermain bersama, sangat bisa merangsang si kecil untuk belajar bersosialisasi, berinteraksi, memimpin, mendengarkan orang lain, toleransi dan lain sebagainya. Rangsangan ini agaknya penting untuk anak-anak agar mereka dapat belajar menghargai orang lain.

Kalau saya, biasanya mengajak anak-anak untuk playdate bersama teman-teman sekolahnya atau mengundang sepupu atau temannya agar main dirumah. Dengan begitu, anak-anak bisa belajar berbagi mainan dengan orang lain.

Nah yang ketiga adalah stimulasi fisik, yang sebenarnya gak harus distimulasi khusus, anak-anak sudah terstimulasi dengan sendirinya. Anak-anak senang sekali bergerak, ya melompat, berlari, dan bermain lempar tangkap. Kurang lebih stimulasi yang seperti itu lah yang harus kita berikan pada anak-anak untuk merangsang tumbuh kembang motoriknya.

Hari Minggu lalu, saya dan suami datang ke seminar Smart Parenting Workshop yang bertema Kenali Perilaku Anak di Usia Pra Sekolah. Pas banget judulnya dengan dua krucil yang saya hadapi setiap hari, usia pra sekolah 3-6 tahun. Yang menarik, di seminar tersebut, disampaikan juga soal tiga stimulasi itu.

Selain soal stimulasi, workshop itu menjelaskan soal Tanda Bahaya Kecakapan.

Tanda Bahaya Kecakapan 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akal

     * Belum bisa memegang pensil dengan ibu jari dan jari telunjuk

  • Sangat kesulitan untuk corat-coret
  • Belum bisa membuat kalimat dari tiga kata
  • Belum bisa meniru gambar lingkaran
  • Sangat mudah distraksi dan tidak dapat konsentrasi pada sebuah aktivitas untuk kurun waktu lebih dari 5 menit
  • Tidak dapat menceritakan tentang aktivitas sehari-hari

Sosial

  • Sangat tidak mempunyai ketertarikan bermain dengan anak-anak lain
  • Sangat tidak tertarik permainan interaktif 
  • Tidak menampakan kesukaan terlibat dalam permainan "pura-pura"
  • Seringkali meronta-ronta tanpa kontrol bila marah atau kesal
  • Sangat penakut dan pemalu
  • Sangat agresif
  • Nampak sangat tidak bahagia dan sedih sepanjang waktu

Fisik

  • Seringkali jatuh dan kesulitan dengan tangga
  • Meneteskan air liur terus menerus
  • Belum bisa melempar bola diatas kepala
  • Belum dapat melompat di tempat
  • Menunjukan ke-pasif-an fisik yang tidak wajar

Poin-poin diatas bisa kita jadikan semacam check list apa-apa saja yang ditunjukkan atau tidak ditunjukkan oleh anak-anak kita. Kalau Kenza sendiri, mungkin harus lebih sering diberi stimulasi sosial ya. Karena sering kali dia lebih nyaman main sendiri dibanding bersama-sama, pekerjaan rumah nih untuk Amam dan Apap. Dan tahukah Mam, ternyata ada lho cara stimulasi yang bisa 3 in 1. Maksud saya, hanya dengan melakukan satu hal ini, kita bisa memberikan 3 stimulasi sekaligus, untuk Akal, Sosial dan Fisik. Apa ya kira-kira? Mendongeng.. 

Ternyata, saat kita mendongeng secara tidak langsung kita memberikan stimulasi akal pada anak-anak untuk berfikir setting dari cerita tersebut, latar belakang cerita, suasananya pada cerita dan lain sebagainya. Stimulasi sosial juga bisa didapatkan dari cerita-cerita yang berhubungan dengan kegiatan anak dan temannya sehari-hari. Seperti mengucapkan terima kasih, maaf, tolong, tersenyum, dan lain sebagainya. Fisik juga bisa dilatih dengan cara mempraktekan apa yang ada di buku cerita. Ketika ada cerita seseorang berlari, kita bisa ajak anak untuk ikut mempraktekannya.. atau seseorang berguling, lompat dan lain sebagainya.

Artikel ini sudah tayang di Suci Utami

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

50 hari lalu

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

50 hari lalu

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.


Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini. Foto: Canva
Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.


Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya. Foto: Canva
Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.


Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Ilustrasi anak memandang pohon Natal. Unsplash.com/Greg Rosenke
Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?


Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.


4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

www.graphics.iparenting.com
4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini


Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.


5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

Ilustrasi anak dan orang tua melakukan kegiatan seru. Freepik.com/Jcomp
5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.


Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.