TEMPO.CO, Jakarta - Selalu ada momen pertama dalam segala hal.
Walaupun sudah sering traveling bersama Aura Suri (2 tahun 3 bulan), kali ini saya hanya pergi berdua saja untuk menyusul suami yang sedang bekerja di Bali. Iya, berdua saja. Sebenarnya saya sudah pernah sih naik pesawat keluar kota hanya berdua dengan Aura, tapi waktu itu kan bareng sahabat saya dan anaknya juga.
Tadinya sempat berpikir untuk mengajak si mbak (pengasuh), tapi saya pikir kenapa gak coba sesekali traveling berdua saja? Pasti akan seru dan jadi pengalaman baru bagi saya.
Rencana liburan kali ini memang super mepet, karena Abenk tiba-tiba dapat rezeki untuk mengerjakan mural di salah satu festival musik yang diadakan di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park (GWK). Rencana liburan memang mepet, tapi jauh-jauh hari saya sudah berencana ke Bali karena ada acara pernikahan teman saya. Awalnya ingin pergi sendiri, sekalian me-time. Tapi karena Abenk lagi kerja di Bali, yawes deh sekalian kita jalan-jalan aja.
Seminggu sebelum pergi ke Bali, saya sudah melakukan afirmasi positif ke Aura supaya bisa kooperatif selama perjalanan di pesawat. Sejujurnya ya lumayan deg-degan sih, namanya juga pergi berdua aja dengan anak. Tapi saya optimis apalagi sering baca cerita orang-orang yang bolak-balik keluar negeri hanya berdua dengan anaknya.
Saat hari H, saya baru sadar ternyata bawaan saya kok banyak ya? Laptop, backpack untuk saya, backpack untuk Aura, satu koper ukuran medium dan satu umbrella stroller. Ternyata koper saya penuh karena suami juga menitip baju dan sepatu, alhasil saya jadi bawa dua buah backpack. Sebelum pergi saya melakukan simulasi, memakai backpack di depan dan belakang dan menggendong Aura di samping.
Pengasuh Aura sampai bilang, “Waduh Ibu Wonder Woman banget, Bu.”
Dalam hati saya, ini mah bukan Wonder Woman. Tapi lebih tepatnya adalah NEKAT.
15 menit sebelum berangkat ke bandara, akhirnya saya memutuskan untuk nggak bawa laptop supaya bawaan lebih ringan. Lagi pula, seminggu sebelum berangkat saya sudah mengerjakan sebagian besar pekerjaan saya.
Selama perjalanan dari rumah ke bandara, semua lancar. Begitu sampai di Terminal 3 Ultimate, saya mencari-cari porter tapi mereka jauh banget. Akhirnya saya taruh semua barang-barang di troli, Aura digendong dan saya dorong-dorong sendiri trolinya. Yang bikin ribet dan keringetan (anggap aja olahraga) itu karena harus angkat-angkat barang untuk diperiksa sebelum masuk bandara.
Untungnya semua lancar walau Aura selalu bersemangat begitu sampai Terminal 3 Ultimate, karena areanya luas dan dia ingin lari-lari terus. Setelah selesai check-in, kami langsung cari restoran untuk menunggu dan makan siang lebih awal. Prinsip saya, yang penting ibu sama anak gak boleh kelaparan. Kalo lapar, nanti cranky!
Selama makan siang, Aura sibuk main dengan stiker dan activity book – no gadget at all! Ini prestasi sih, soalnya saya memang lagi mengurangi screen time untuk Aura. Untungnya di Terminal 3 itu ada tempat bermain untuk anak-anak. Selama di pesawat juga Aura anteng, ngelonin boneka Elmo dan mau pakai sabuk pengaman.
Saat take off, tiba-tiba Aura cari posisi enak sambil melamun. Gak taunya Aura ngantuk, saya mencoba elus-elus tapi Aura menolak hahaha. Penumpang di sebelah Aura yang ngasih tau ke saya kalau Aura tidur, saya pun gak tahan pengen ketawa lihat posisi tidurnya. Syukur Alhamdulillah, perjalanan naik pesawat ke Bali lancar jaya!
Begitu juga perjalanan dari Denpasar ke Jakarta, Aura juga anteng-anteng dan tidur sendiri di pesawat walaupun Aura lagi batuk pilek. Liburan kali ini bisa dibilang sukses banget dengan segala kelebihan dan kekurangannya, terima kasih Tuhan!
Sedikit tips yang bisa saya bagikan dari pengalaman saya:
1. Gunakan Fasilitas Online Check-In
Selain menghemat waktu dan efisien, kita juga bisa memilih tempat duduk yang lebih nyaman. Saya biasanya memilih tempat duduk dekat jendela pesawat karena lebih ada privasi dan kalau anak rewel nggak jadi tontonan penumpang lain.
2. Bawa Mainan dan Buku Favorit
Saya membawa beberapa mainan favorit Aura supaya ia nggak bosan, selain itu saya juga membawa stiker dan activity book untuk mengisi waktu selama perjalanan.
3. Cemilan dan Susu
Biasanya anak kecil suka ngemil, jadi saya bawa cemilan di tas dan juga susu kotak. Sebisa mungkin juga anak harus makan berat sebelum naik pesawat supaya nggak rewel.
4. Afirmasi Positif
Salah satu contoh afirmasi yang saya lakukan pada Aura seperti ini, “Aura, minggu depan Mama dan Aura mau naik pesawat berdua aja. Aura yang manis ya, yang anteng ya. Soalnya kita berdua aja.” Memang afirmasi positif bisa mengubah segalanya, bukan hanya Aura yang lebih anteng tapi saya juga lebih percaya diri dan lebih optimis.
Senangnya bisa sukses liburan dengan anak dibawah lima tahun, gak sabar untuk liburan lagi dengan Aura. :) Thanks for reading!
Artikel ini sudah tayang di alodita.com