Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masih Perlukah Gerbong Perempuan di Commuter Line?

image-gnews
Gerbong khusus wanita KRL Jakarta-Bogor. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Gerbong khusus wanita KRL Jakarta-Bogor. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa bulan (atau tahun) terakhir ini, saya terusik dengan sesuatu yang punya embel-embel “khusus perempuan”. Kereta khusus perempuan atau tempat parkir khusus perempuan, misalnya. Yang bikin saya lebih lucu ketika ada Transjakarta khusus perempuan. Bukan cuma sebagian bus, tapi seluruhnya. 

Sayapun melakukan pengamatan kecil-kecilan tentang hal tersebut. Sebagai pengguna setia kereta Commuter Line sejak 2010, saya akan ambil kasus di kereta. Sepenglihatan saya, banyak tuh perempuan yang merasa nyaman dengan “kemanjaan” yang difasilitasi. Ya, menurut saya itu salah satu bentuk kemanjaan. Kenapa?

“Ya itu kan tujuannya untuk melindungi perempuan, Ren. Soalnya perempuan itu makhluk istimewa yang perlu dilindungi”, kata seorang teman di tahun lalu.

Keberadaan kereta khusus perempuan katanya dibuat untuk melindungi perempuan dari kasus-kasus yang sering terjadi di belahan dunia manapun, seperti pelecehan seksual. Banyak perempuan pun setuju dengan hal itu. Jika dilihat dari sudut pandang melindungi, saya sangat setuju. Meski begitu, keberadaan embel-embel khusus perempuan di Commuter Line maupun Transjakarta ini tampak mengistimewakan perempuan sekaligus melemahkannya. Agaknya hal ini sedikit bertolakbelakang dengan semangat feminisme yang selalu dikoar-koarkan; emansipasi perempuan.

Menurut saya, keberadaan hal “khusus perempuan” malah menunjukkan kalau wanita adalah makhluk lemah yang tidak dapat melindungi dirinya sendiri, sehingga butuh perlindungan (dan tempat yang) khusus. Tanpa disadari, kenyamanan berada di lingkungan yang “selalu perempuan” itu, akan membuatnya kaget dengan hal lain yang tidak ditemui di tempat “khusus perempuan”.

Hal lain yang saya selalu saya lihat adalah fenomena perempuan harus dikasih duduk lebih dulu daripada laki-laki. Sangaaatt sering saya lihat ketika kereta sedang dalam kondisi terpenuhnya, yang duduk di bangku kereta hampir semuanya perempuan. Padahal, ada laki-laki yang tampak tidak sehat sedang berdiri. Atau ada laki-laki yang sedang duduk, tampak ngantuk dan lelah, lalu ada perempuan muda, sehat, dan bugar tiba-tiba datang kemudian meminta duduk pada laki-laki itu. HERANNYA DIKASIH! Asli, gak habis pikir saya.

Hal yang tidak kalah lucu menurut saya ketika ada penumpang prioritas yang naik dan berdiri. Sering sekali saya melihat, akan ada perempuan yang mencolek laki-laki di dekatnya untuk berdiri. Saya pernah beberapa kali menegur perempuan yang melakukan itu. Biasanya perbincangannya akan jadi seperti ini:

saya (S): “kenapa nggak mbak aja yang berdiri?”

Mbak (M): “kan itu ada laki-laki, mbak”.

S: “ya, terus kenapa kalau dia laki-laki”.

M: “laki-laki yang seharusnya mengalah, dong!”

S: “siapa yang mengharuskan?”

M: (diem) atau jawab: “Ya, emang kodratnya gitu!”.

Pilihan jawaban saya ada dua kalau sampai sejauh ini;

S-1: “yang harusnya ngalah yang merasa lebih kuat, mbak. Percuma dong emansipasi kalo cewek masih ngerasa dirinya lemah”.

atau

S-2: “kodrat manusia di mata Tuhan semuanya sama, Mbak. Jadi yang ngalah ya yang lebih nggak membutuhkan aja. Bisa jadi bapak itu lebih membutuhkan dari mbak karena dia lagi pusing. Saya yakin mbak gak pusing kalau sampai bisa naik pitam kayak gini”.

Lagi-lagi, melemahkan dirinya sendiri. Secara objektif dan logis, semua penumpang di kereta itu membayar dan punya hak yang sama. Ketika ada penumpang prioritas, semuanya wajib mendahulukan mereka, baik itu laki-laki atau perempuan. Bukan cuma soal dia cowok. Kalau anda malas untuk berdiri karena lelah, ya udah lelah aja, ga usah bawa-bawa gender sebagai disclaimer.

Gak, gak, omongan saya di atas bukan berarti saya tidak akan membela perempuan yang membutuhkan bantuan. Mudahnya begini, ketika anda berada di kereta khusus perempuan, anda akan merasa aman dan bisa jadi tingkat kewaspadaanmu berkurang. Jika satu saat kamu harus berada di gerbong laki-laki atau berada di situasi tidak aman, bukan tidak mungkin kebiasaanmu merasa aman akan terbawa. Akhirnya, perempuanpun akan merasa tergantung dengan “perlindungan” orang lain. Padahal, seharusnya ia bergantung pada dirinya sendiri.

Kaget boleh, tapi jangan sampai gak tahu harus berbuat apa, apalagi sampai memaklumi tindakan tersebut. Jika merasa tidak mampu menghadapi sendiri, cari bantuan. Saya yakin kok, masih banyak orang baik di Indonesia yang akan menolong anda jika mengalami hal tersebut.

Kalau ada di antara anda yang berpikir, ‘ah, itu lo enak ngomong doang, ga pernah ngalami sih’. Percayalah, dengan penampilan selalu kasual dan cenderung tidak mempedulikan penampilan perempuan seperti saya, saya pernah beberapa kali berada di situasi tersebut. Mari, kita berbagi pengalaman secara pribadi.

Jadi, baiknya gimana? Lagi-lagi menurut pengamatan saya yang sok tahu ini, itu dua kereta perempuan di bagian depan dan belakang dihilangkan dan diubah jadi kereta khusus prioritas. Jauh lebih aman, nyaman, efektif, dan tepat sasaran.

Lewat tulisan ini, saya juga tidak menganggap diri saya seorang feminis, namun yang saya tahu dan percaya, perempuan jauh lebih kuat dari yang dibayangkan. Dan satu lagi yang saya tahu, pembelaan terhadap perempuan tidak dimulai dari gerakan lembaga-lembaga penggiat feminisme, namun dari diri sendiri.

Tulisan ini sudah tayang di Ireneswastiwi

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Tips Memilih Kursi Kereta Api Jarak Jauh agar Tidak Mundur

1 jam lalu

Petugas melakukan pengecekan terakhir kursi Kereta Api Majapahit Generasi Baru jurusan Malang-Jakarta saat pemberangkatan perdana di Stasiun Malang, Jawa Timur, Senin, 25 Maret 2024. Kereta Api Majapahit Generasi Baru produksi PT INKA tersebut memiliki delapan rangkaian gerbong yang masing-masing terdiri dari 72 kursi penumpang serta dilengkapi berbagai macam fasilitas. ANTARA/Ari Bowo Sucipto
5 Tips Memilih Kursi Kereta Api Jarak Jauh agar Tidak Mundur

Saat bepergian jarak jauh menggunakan kereta, ketahui beberapa tips memilih kursi kereta agar tidak mundur. Berikut ini tipsnya.


Rencana Kenaikan Tarif KRL, Ini Tanggapan PT KCI

1 hari lalu

ilustrasi perjalanan KRL terhambat. antaranews.com
Rencana Kenaikan Tarif KRL, Ini Tanggapan PT KCI

Tarif kereta rel listrik (KRL) direncanakan akan naik. Bagaimana tanggapan PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI?


Penumpang Commuter line di Masa Angkutan Lebaran Mencapai 20 Juta

1 hari lalu

Kereta commuter line,. Foto: Canva
Penumpang Commuter line di Masa Angkutan Lebaran Mencapai 20 Juta

PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI mencatat total 20.944.000 penumpang commuter line selama masa angkutan Lebaran 2024.


Satu Orang Tewas dan Belasan Luka Akibat KA Rajabasa Tabrak Bus di OKU Timur, Begini Penjelasan PT KAI

3 hari lalu

Kondisi Bus Putra Sulung BE 7037 FU rusak berat setelah tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu di Martapura, OKU Timur. ANTARA/Edo Purmana
Satu Orang Tewas dan Belasan Luka Akibat KA Rajabasa Tabrak Bus di OKU Timur, Begini Penjelasan PT KAI

PT KAI angkat bicara menyusul insiden kecelakaan lalu lintas antara KA Rajabasa (KA PLB S12A) relasi Tanjungkarang - Kertapati dengan bus kemarin.


KAI Daop 1 Jakarta: 75 Ribu Kursi Kereta Masih Tersedia untuk Keberangkatan Pasca Libur Lebaran

6 hari lalu

Penumpang Kereta Api Menoreh dari Semarang saat tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu, 13 April 2024. Arus Balik Lebaran 2024 sebanyak 46.474 penumpang tiba di Jakarta dengan rincian turun di Stasiun Pasar Senen 17.000 penumpang, Stasiun Gambir 15,500 penumpang, Bekasi 6.600 penumpang dan sisanya turun di beberapa stasiun Jakarta. Puncak arus balik lebaran 2024 sendiri diprediksi pada tanggal 13, 14, dan 15 April 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
KAI Daop 1 Jakarta: 75 Ribu Kursi Kereta Masih Tersedia untuk Keberangkatan Pasca Libur Lebaran

Total perjalanan selama masa angkutan lebaran periode 31 Maret hingga 21 April 2024 sebanyak 1.693 kereta api.


PT KAI: 93.000 Tiket Kereta untuk Arus Balik Lebaran hingga 21 April Masih Tersedia

7 hari lalu

Penumpang Kereta Api Sawunggalih dari Kutoarjo saat tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu, 13 April 2024. Arus Balik Lebaran 2024 sebanyak 46.474 penumpang tiba di Jakarta dengan rincian turun di Stasiun Pasar Senen 17.000 penumpang, Stasiun Gambir 15,500 penumpang, Bekasi 6.600 penumpang dan sisanya turun di beberapa stasiun Jakarta. Puncak arus balik lebaran 2024 sendiri diprediksi pada tanggal 13, 14, dan 15 April 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
PT KAI: 93.000 Tiket Kereta untuk Arus Balik Lebaran hingga 21 April Masih Tersedia

PT KAI menyebutkan ada sebanyak 93 ribu lebih ketersediaan tempat duduk untuk keberangkatan arus balik Lebaran hingga Ahad mendatang, 21 April 2022.


Pengguna Commuter Line Lebaran Masih Ramai, Capai 12 Juta Orang

9 hari lalu

KRL tujuan Bogor - Jakarta melintas di Stasiun Kalibata, Jakarta, Kamis 2 November 2023. PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter meningkatkan perubahan maksimal kecepatan perjalanan pada lintas tersebut meningkat dari sebelumnya 70 km/jam menjadi 80 km/jam. TEMPO/Subekti.
Pengguna Commuter Line Lebaran Masih Ramai, Capai 12 Juta Orang

Pengguna commuter line sebanyak 300 ribu orang lebih pada Senin sore, 15 April 2024. Total pengguna selama angkutan Lebaran capai 12 juta.


Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

9 hari lalu

Sejumlah pemudik kereta api Jaka Tingkir berjalan keluar setibanya di Stasiun Senen, Jakarta, Minggu 14 April 2024. Angka kedatangan akan terus bertambah seiring pemesanan tiket arus balik yang masih tersedia. Arus balik diprediksi mulai tanggal 13, 14 dan 15 April 2024. Pada tanggal-tanggal tersebut terdapat sebanyak 44.000 - 46.000 lebih penumpang per harinya yang menuju Jakarta. TEMPO/Subekti.
Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memberikan promo tarif spesial selama masa arus balik Lebaran.


KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

9 hari lalu

Sejumlah penumpang KRL Commuter Line menunggu keberangkatan kereta di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin 12 Juni 2023. Menurut keputusan Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan nomor 17 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pelaku perjalanan orang dengan transportasi kereta api pada 12 Juni 2023, penumpang diperbolehkan tidak menggunakan masker apabila dalam keadaan sehat serta tidak berisiko tertular atau menularkan COVID-19 dan KAI Commuter selaku operator KRL Commuter Line menghimbau seluruh penumpang untuk tetap melakukan vaksinasi COVID-19. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

KAI Commuter memprediksi akan ada lebih dari 850 - 900 ribu pengguna commuter line Jabodetabek di hari pertama kerja, pasca libur Lebaran 2024.


Arus Balik Lebaran, KAI Tambah Perjalanan Kereta Relasi Yogyakarta-Gambir

10 hari lalu

Suasana Stasiun Tugu Yogyakarta Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Arus Balik Lebaran, KAI Tambah Perjalanan Kereta Relasi Yogyakarta-Gambir

Tiket sudah dapat dibeli di aplikasi Access by KAI dan seluruh channel penjualan tiket kereta api lainnya.