Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Book Review: Mencari Bahagia dengan Traveling di Sepuluh Negara

image-gnews
Buku The Geography of Bliss ini adalah tulisan jurnalistik Eric Weiner ke sepuluh negara untuk mencari bagaimana warga setempat mencari kebahagiaan.
Buku The Geography of Bliss ini adalah tulisan jurnalistik Eric Weiner ke sepuluh negara untuk mencari bagaimana warga setempat mencari kebahagiaan.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Book Review kali ini adalah bagaimana mencari bahagia. Sebab, pertanyaan paling purba yang menjadi pencarian seumur hidup manusia adalah kebahagiaan. Kita tak pernah tahu mengapa kita bisa bahagia. Apakah hewan dan tumbuhan juga bisa bahagia seperti manusia.

Puisi Dingin Tak Tercatat yang bercerita tentang kesetiaan manusia pada dunia, karena keindahan cahaya berenang mempermainkan warna, meski hari beku, adalah pertanyaan pokok di stanza terakhir: Tuhan, mengapa kita bisa bahagia?

Jawaban atas pertanyaan filosofis itu dicari Eric Weiner ke sepuluh negara. Ia ingin tahu apa rumusan bahagia orang-orang di negara itu dan kenapa mereka bisa bahagia. Alasan apa yang membuat mereka bahagia dibanding orang-orang di negara lain. Mengapa manusia bisa bahagia di tempat yang satu dan ada yang menderita di tempat yang lain. Apakah tempat yang mempengaruhinya? Atau sistem pemerintahan, atau agama, kepercayaan ataukah semata karena tiap manusia bisa menciptakan bahagianya sendiri?

Hasilnya adalah buku The Geography of Bliss yang mengesankan. Ini catatan jurnalistik Eric Weiner, setelah sepuluh tahun menjadi koresponden National Public Radio di banyak negara.

Ia orang Amerika, yang tentu saja punya rumusan bahagia yang khas Amerika. Ia lalu membanding-bandingkannya dengan konsep kebahagiaan di negara lain. Amerika menjadi salah satu bab, sehingga ada 9 negara lain yang ia kunjungi. Beda antara laporan jurnalistik Eric dengan laporan sejenis lain adalah bahwa liputannya bertendens: Eric menetapkan angle dan tema sebelum ia mengunjungi negara-negara itu.

Pertama kali ia traveling ke Belanda, karena di negeri ini ada seorang ilmuwan yang mengurutkan negara berdasarkan indeks kebahagiaan penduduknya.

Lalu Swiss, tentu saja. Negara Skandinavia umumnya punya indeks kebahagiaan tinggi, meski pajak di sana mencekik. Tapi pajak itu kembali ke masyarakat dalam bentuk jalan yang rapi, kota yang cantik, masa lalu yang terawetkan pada gedung dan batu padas di kota-kota, bahkan Swiss mengklaim punya toilet kereta paling bersih di dunia.

Pembentukan kota dan sejarah ini kemudian menumbuhkan konsep bahagia, ada istiadat, serta alam pikiran pada orang Swiss. Di Swiss pamer kekayaan itu tak sopan, karena tak ada orang miskin. Justru pamer itu menunjukkan orang itu sedang punya masalah keuangan. Ini terbalik dengan di Amerika yang orang-orangnya berlomba menonjolkan kekayaan dan kebahagiaan. Karena itu tak ada Switzerland Idol atau Finland Idol di negara-negara macam ini.

Orang Islandia juga bahagia, padahal negeri ini selamanya gelap dan beku. Namanya saja “tanah es”. Negerinya ngungun, kotanya murung, desa-desanya susut kelabu. Tapi orang-orangnya bahagia. Dalam kemurungan dan kesepian dan dingin kota seperti itu, mereka jadi punya banyak waktu merenung. Imajinasi jadi liar. Dongeng peri, jin, dan dunia lain macam Lord of the Ring muncul dari negeri-negeri sekitar Islandia. Kelakar di Islandia adalah kelak mereka akan mendirikan patung orang Islandia yang tak pernah bikin puisi, sebab semua orang adalah penulis dan penyair—dua pekerjaan dan profesi paling terhormat.

Tak hanya ke negeri bahagia Eric berkelana. Ia mengunjungi Moldova. Negara pecahan Soviet ini punya indeks kebahagiaan terbawah. Ini seperti sebuah negeri yang tak punya harapan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti ukuran bahagia di negara lain, Eric mereportase kafe, makanan, berbaur dengan orang-orangnya, menyesap sejarah beberapa kota. Di Moldova, masa depan seperti tak ada. Orang-orang akan menerima keadaan kacau akibat politik dan birokrasi yang korup, seolah-olah itu keadaan yang tak bisa diubah.

Ungkapan terkenal di Moldova adalah “Itu bukan urusan saya”. Semua orang tak peduli pada kebobrokan situasi. Makanan utama orang Moldova, kata Eric, adalah vodka, korupsi, dan nepotisme. Di negara gagal, harapan sirna, dan orang seperti Eric bersumpah kapok mengunjunginya.

Buku ini kuat dengan riset, juga cara pandang Eric yang menyeberang dari cara pandang umum. Subjudul buku ini adalah “pencarian kebahagiaan oleh seorang penggerutu”. Eric datang ke sebuah negara mencari konsep bahagia, tapi tiap kali ketemu ia mengkritik, menyoal, menyanggah konsep itu.

Ia jurnalis yang terlalu skeptis. Karena itu bahagia tak selamanya seperti yang ia rumuskan. Di Moldova tentu ada bahagia menurut ukuran orang-orangnya. Jika tidak, orang-orang di sana pasti sudah bunuh diri. Seperti di Indonesia.

Sayangnya Eric tak ke Jawa. Jika datang ke sini ia pasti tahu bahagia tak semata diciptakan pemerintahan yang bersih. Orang Indonesia tak kurang persediaan untung meski sudah celaka keliwat-liwat. Untung tak mati meski terjerembap lubang jalan karena ongkos perawatannya dikorupsi, untung masih bisa ke kantor meski telat karena jadwal kereta kacau. Sebab bukan demokrasi yang menciptakan kebahagiaan, tapi orang bahagia lebih mungkin menciptakan demokrasi dan pemerintahan bersih. Toh Dominique Lapierre menulis City of Joy tentang kebahagiaan para pastor menolong kusta di Kalkuta yang rudin dan brengsek.

Juga ukuran-ukuran sepele namun berhasil dipotret Eric. Misalnya, negara-negara tak bahagia karena kekacauan politik adalah terlalu rewel pada mata uang asing negara maju.

Di Swiss penjaga toko tak peduli menerima dolar sobek, sementara di imigrasi Moldova atau Pakistan, dolar cacat menurunkan nilainya. Dengan begitu Eric seperti memanggul kamera untuk kita. Deskripsinya melimpah, gerutuannya kocak dan ngawur tapi terasa benar, kutipan-kutipan filosofisnya mendalam.

Setiap buku bagus selalu mengundang iri kita bisa menulis tema itu seperti itu. Geography of Bliss masuk kategori buku seperti ini.

Tulisan ini sudah tayang di Catataniseng

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

15 jam lalu

Macau Tower atau Menara Macau. Unsplash.com/Chris Wu
Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

Menikmati liburan di Macau tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal


Tips Menghindari Tagihan Telepon Bengkak saat Traveling ke Luar Negeri

2 hari lalu

Ilustrasi gadget dan aplikasi untuk traveling
Tips Menghindari Tagihan Telepon Bengkak saat Traveling ke Luar Negeri

Banyak pelancong yang tidak menyadari bahwa ponsel mereka menggunakan data roaming yang biayanya jauh lebih mahal saat traveling ke luar negeri.


Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

2 hari lalu

Ilustrasi wifi di ponsel. Shutterstock
Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

Sebelum traveling, turis tersebut sudah mengunjungi toko operator selularnya supaya bisa menggunakan paket data internasional.


Alasan Bandara Internasional John F. Kennedy Termewah di Amerika Serikat

12 hari lalu

Seorang penumpang berdiri di antrean di Bandara Internasional John F. Kennedy setelah maskapai mengumumkan sejumlah penerbangan dibatalkan selama penyebaran varian Omicron pada Malam Natal di Queens, New York City, AS, 24 Desember 2021. [REUTERS/Dieu- Nalio Chery]
Alasan Bandara Internasional John F. Kennedy Termewah di Amerika Serikat

Di antara 69 bandara di dunia, Bandara Internasional John F. Kennedy yang termewah di Amerika Serikat


Inilah 7 Kunci Finlandia Langganan Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia

27 hari lalu

Hanko, Finlandia. Unsplash.com/Hayffield L
Inilah 7 Kunci Finlandia Langganan Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia

Finlandia langganan jadi negara paling bahagia di dunia. Lantas, apa kuncinya?


Berapa Banyak Uang Tunai yang Boleh Dibawa saat Traveling ke Luar Negeri?

40 hari lalu

Ilustrasi mata uang asing. (Euro, dolar Hong Kong, dolar A.S., Yen Jepang, Pounsterling Inggris, dan Yuan Cina).  REUTERS/Jason Lee
Berapa Banyak Uang Tunai yang Boleh Dibawa saat Traveling ke Luar Negeri?

Pembatasan uang tunai saat traveling ke luar negeri diterapkan untuk mencegah aktivitas terlarang seperti pencucian uang dan pendanaan teroris.


10 Destinasi Solo Traveling yang Aman untuk Perempuan

46 hari lalu

Sejumlah wahana hiburan ikut memeriahkan berlangsungnya Festival Oktoberfest 182 saat baru dibuka di Munich, Jerman, 19 September 2015. Selain berkunjung untuk meminum bir, pengunjung juga dapat berwisata dengan menaiki sejumlah wanaha wisata. AP Photo
10 Destinasi Solo Traveling yang Aman untuk Perempuan

Kota-kota di dunia ini memiliki tingkat kejahatan kekerasan yang relatif rendah sehingga lebih aman untuk perempuan yang ingin solo traveling.


Traveling ke Destinasi Wisata Populer Dunia Bisa Lebih Hemat di Waktu Ini

22 Februari 2024

Suasana kota Amsterdam, Belanda. (Unsplash.com/Jennie Ramida)
Traveling ke Destinasi Wisata Populer Dunia Bisa Lebih Hemat di Waktu Ini

Bounce, perusahaan penyimpanan bagasi, mengungkap hasil studinya mengenai waktu termurah untuk mengunjungi beberapa tujuan traveling terpopuler dunia.


10 Kota di Dunia yang Terkenal sebagai Sarang Pencopet, dari Hanoi hingga Paris

19 Februari 2024

Menara Eiffel, Paris. Unsplash.com/Denys Nevozhai
10 Kota di Dunia yang Terkenal sebagai Sarang Pencopet, dari Hanoi hingga Paris

Para pencopet di kota-kota ini memiliki teknik yang beragam sampai-sampai wisatawan tidak menyadari bahwa dompet atau ponselnya telah raib.


8 Destinasi Solo Traveling di Luar Negeri, Cocok buat yang Ingin Menenangkan Diri

13 Februari 2024

Melakukan
8 Destinasi Solo Traveling di Luar Negeri, Cocok buat yang Ingin Menenangkan Diri

Vogue mengumpulkan beberapa destinasi yang dianggap terbaik untuk solo traveling tahun ini, simak daftarnya.