Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Remaja Butuh Ruang Aman agar Tidak Bunuh Diri

image-gnews
Peringati Hari Remaja Internasional, BKKBN Gelar The Colour Run
Peringati Hari Remaja Internasional, BKKBN Gelar The Colour Run
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tahukah Anda, pada Hari Minggu, 12 Agustus 2018 yang lalu, dirayakan sebagai Hari Remaja Internasional (International Youth Day). Tema tahun ini adalah “ruang aman untuk remaja” (safe spaces for healthy adolescents).

Tema ini menekankan kebutuhan guna menciptakan tempat bagi remaja untuk berkembang, mengekspresikan diri, dan merasa nyaman. Ruang aman untuk remaja tersebut dapat bersifat sipil, publik atau digital, asalkan dapat memastikan martabat dan keamanan remaja. Apa yang harus disadari?

Sesuai dengan Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2030, yaitu menciptakan komunitas yang aman dan berkelanjutan bagi para remaja (Tujuan 11), gerakan ini akan berkontribusi untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan umum mereka (Tujuan 3). Selain itu, memastikan bahwa ruang aman ini bersifat inklusif, sehingga akan mampu memberdayakan para remaja untuk berkontribusi pada perdamaian, pembangunan global, dan kohesi sosial (Tujuan 16).

Dewasa ini, para remaja di Eropa lebih sehat daripada sebelumnya, meskipun banyak tantangan masih tetap ada. Misalnya, Eropa termasuk wilayah dengan tingkat bunuh diri remaja tertinggi di dunia. Dengan demikian, memastikan ruang aman selama periode perubahan ini, merupakan langkah penting menuju terciptanya pengalaman positif bagi para remaja di Eropa, yang juga akan mampu mendorong terjadinya gaya hidup sehat (healthy lifestyles).

Sekitar setengah dari semua masalah kesehatan mental di masa dewasa, ternyata memiliki onset selama atau sebelum masa remaja. Penelitian tentang prilaku anak usia sekolah atau ‘Health Behaviour in School-aged Children’ (HBSC), menemukan bahwa kesejahteraan mental menurun saat remaja, membuat periode usia 10-18 tahun ini adalah waktu yang kritis dalam perkembangan kehidupan seseorang.

Remaja perempuan cenderung melaporkan tingkat kesehatan yang dirasakan lebih rendah, kepuasan hidup yang lebih rendah, dan keluhan kesehatan yang lebih sering, daripada remaja laki-laki. Sekitar 34% remaja perempuan atau gadis berusia sekitar 15 tahun di seluruh Eropa, merasa gugup atau stres lebih dari sekali seminggu, dibandingkan dengan hanya 19% remaja laki-laki. Pola gender dalam kesehatan dan kesejahteraan remaja dinilai layak untuk dipertimbangkan, ketika merancang ruang aman untuk remaja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Faktor fundamental lain yang berkontribusi pada kesehatan mental remaja adalah dukungan teman sebaya. Bagian utama dari sosialisasi teman sebaya selama masa remaja terjadi dalam konteks sekolah, di mana pengalaman positif telah diidentifikasi sebagai faktor perlindungan terhadap banyak keluhan kesehatan. Sebaliknya, faktor yang terkait dengan kesehatan mental yang buruk termasuk ‘bullying’, kurangnya penerimaan oleh teman sebaya, dan kurangnya dukungan dari guru, harus secepatnya dikoreksi.

Penelitian HBSC menunjukkan bahwa 34% remaja laki-laki berusia sekitar 11 tahun dan 24% remaja laki-laki berusia 15 tahun telah mengalami gangguan, setidaknya sekali dalam beberapa bulan terakhir. Sementara itu, dengan angka yang sedikit lebih rendah terjadi pada remaja perempuan. Ruang untuk berkomunikasi dengan teman sebaya yang bebas dari tekanan dan intimidasi (termasuk cyber-bullying), tentu saja akan memberikan banyak manfaat kesehatan bagi para remaja.

Komunitas rekan sebaya sebenarnya berfungsi sebagai pendukung penting untuk remaja. Namun demikian, hal tersebut tidak lepas dari tantangan yang tidak ringan. Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara waktu yang dihabiskan dengan teman sebaya dan perilaku berisiko, seperti alkohol, penyalahgunaan obat, dan perilaku seksual berisiko.

Bahkan di Eropa sekitar 1 dari 10 remaja laki-laki berusia 15 tahun telah mabuk sejak berusia 13 tahun atau lebih muda. Sekitar 25% remaja berusia 15 tahun telah melakukan hubungan seksual, lebih dari 30% remaja tersebut tidak menggunakan segala bentuk alat kontrasepsi, yang berisiko mengakibatkan penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan.

Ruang aman untuk remaja tidak hanya harus melindungi mereka dari bahaya, tetapi juga mendorong mereka untuk menjalani gaya hidup aktif, dan membuat pilihan yang sehat. Komunitas yang mencakup aktivitas fisik dan rekreasi yang dirancang khusus untuk kebutuhan remaja, dapat membantu para remaja menghindari perilaku berisiko. Selain itu, mampu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka, bahkan mencapai potensi penuh mereka, sehingga bermanfaat bagi remaja itu sendiri, dan masyarakat pada umumnya.

Momentum Hari Remaja Internasional (International Youth Day), mengingatkan kita semua agar menciptakan “ruang aman untuk remaja” (safe spaces for healthy adolescents) di sekitar kita.

Sudahkah kita berperan bijak?

Tulisan sudah tayang di Dokterwikan

 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

1 hari lalu

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

Ambruknya Jembatan Francis Scott Key di Baltimore memunculkan gefirofobia atau fobia melintasi jembatan. Pakar sebut cara mengatasinya.


Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

Penderita TBC rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena kerap dikucilkan dari lingkungan sehingga butuh sistem pendukung.


Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

3 hari lalu

Ilustrasi livestreaming game. Foto : EV
Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

Remaja rentan mengalami kecanduan karena kondisi perkembangan otak yang belum sempurna atau matang. Simak penjelasannya.


Jangan Abai dengan Orang Sekitar, Ini Cara Deteksi Orang Alami Stres

8 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Jangan Abai dengan Orang Sekitar, Ini Cara Deteksi Orang Alami Stres

Salah satu cara mendeteksi orang yang sedang dilanda stres adalah dengan melihat bagaimana aktivitas sehari-hari orang tersebut.


Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

10 hari lalu

Ibu sedang pompa ASI. Foto : Motherly
Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

Perubahan besar dalam proses melahirkan dapat menyebabkan beban mental dan emosional yang signifikan pada ibu. Ini gejala gangguan mental pada ibu.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

11 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Polisi Tangkap 25 Remaja di Solo karena Aksi Perang Sarung

11 hari lalu

Ilustrasi tawuran / perkelahian / kerusuhan. Shutterstock
Polisi Tangkap 25 Remaja di Solo karena Aksi Perang Sarung

Polisi menangkap 25 orang remaja karena aksi perang sarung di Solo, Sabtu dini hari, 16 Maret 2024.


Jangan Anggap Remeh, Membereskan Barang Bermanfaat bagi Kesehatan Mental

12 hari lalu

Ilustrasi penataan rumah yang rapi. (Sumber: arsitag.com)
Jangan Anggap Remeh, Membereskan Barang Bermanfaat bagi Kesehatan Mental

Seorang dokter praktik keluarga, Faith Coleman, mengatakan ada banyak konsekuensi signifikan dari ruangan yang berantakan terhadap kesehatan mental.


Nonton Drama Korea Secara Maraton Bisa Mengundang Bahaya, Begini Maksudnya

12 hari lalu

Bagi Anda yang ingin menonton drama dengan tema thriller, beberapa list drama Korea detektif berikut ini bisa jadi pilihan. Ada banyak plot twist. Foto: Canva
Nonton Drama Korea Secara Maraton Bisa Mengundang Bahaya, Begini Maksudnya

Menonton drama Korea atau drakor terus menerus dalam satu waktu bisa mengundang bahaya bagi kesehatan mental. Apakah itu?


Mengenal Terapi Asisten Psikedelik untuk Mengatasi Gangguan Makan

17 hari lalu

Perempuan rentan mengalami gangguan makan, seperti bulimia dan anoreksia. (Pexels/Alex Green)
Mengenal Terapi Asisten Psikedelik untuk Mengatasi Gangguan Makan

Gejala gangguan makan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan secara menyeluruh, emosional, dan fungsi kehidupan sehari-hari.