Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahasa Indonesia Itu Jika Diterapkan Memang Susah

image-gnews
Pidato Bahasa Indonesia Jokowi di Pembukaan KAA 2015
Pidato Bahasa Indonesia Jokowi di Pembukaan KAA 2015
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mencoba menerapkan Bahasa Indonesia itu susah, setidaknya jika membaca buku ini. Ivan Lanin, seorang Wikipediawan Indonesia dan munsyi di media sosial, menampar kita dengan menunjukkan kesalahan-kesalahan umum memakai bahasa persatuan ini.

Artinya, kita banyak keliru memakai bahasa untuk percakapan dan berkomunikasi. Ia mengungkap, kadang-kadang berusaha jenaka, kebiasaan-kebiasaan kita memakai bahasa asing, sehingga bahasa gado-gado menjadi hal jamak, padahal kamus sudah menyerap dan menyediakan padanan kata yang kita pakai itu secara lebih lokal.

Masalahnya, apa yang lokal dan asing kini sudah lebur. Alif Danya Munsyi, atau terkenal dengan nama Remy Silado, sudah menguar bahwa “9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing”. Kata-kata lokal dalam bahasa Indonesia sebagian besar juga datang dari bahasa Sanskerta (India). Sementara bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu Riau.

Maka bahasa Indonesia, agak berbeda dengan keyakinan Ivan, sesungguhnya bukan “bahasa ibu” kebanyakan kita. Saya baru agak sering memakai bahasa Indonesia dalam percakapan setelah SMA dan kuliah. Sebelumnya, saya berpikir dan berbicara dalam bahasa Sunda—bahasa ibu-bapak saya sejak lahir.

Tak heran jika bahasa Indonesia adalah bahasa yang susah dipraktikkan, dalam arti bahasa yang harus dipelajari secara sungguh-sungguh. Apalagi, seperti kita baca dalam buku ini, banyak kata serapan yang berasal dari bahasa Belanda, Arab, Portugis, yang sekarang jamak kita pakai. Kesulitan berbahasa itu juga berkat aturan-aturan yang berubah sejak 1960-an.

Sebelum 1980, bahasa Indonesia cenderung berkiblat kepada bahasa Belanda, baru kemudian mengacu ke bahasa Inggris. Maka kita bingung kata yang benar itu “diagnosa” atau “diagnosis”, “analisa” atau “analisis”, “praktek” atau “praktik”. Para pejabat bahkan masih menulis dan mengucapkan “merubah”, karena kisruh dengan “merobah” dan “perubahan”.

Tenang! Kesulitan-kesulitan itu segera kita tahu berkat uraian Ivan yang menunjukkan sejarah kata-kata tersebut, cara memakainya, dan usul-usul kata yang sudah jadi umum tapi belum diserap kamus. Hanya saja, Ivan kurang mengembangkan tulisan-tulisan dari blog ivan.lanin.org ini agar pembahasannya tuntas.

Ivan kurang masuk ke dalam sejarah pembentukan kata, perubahan-perubahannya, dan pedoman serapan serta padanan yang mungkin tersedia dalam bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Kesalahan-kesalahan kita berbahasa, barangkali, karena kita kurang mengenal sejarah dan pola pembentukan kata itu.

Ivan terlalu bersemangat menolak pembentukan kata asing yang terserap ke dalam bahasa percakapan. Ia lebih suka mencari padanan kata-kata tersebut dalam bahasa “lokal”— seperti santai yang dikenalkan wartawan Tempo, Bur Rasuanto pada 1971 dari bahasa Komering untuk padanan “relax”. Ivan, misalnya, mencemaskan tak populernya “sangkil” dan “mangkus” sebagai padanan “efisien” dan “efektif” yang berasal dari bahasa Inggris.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika mengikuti Ivan, kita akan menulis seperti ini: “Persatuan Pengembang Lahan Yasan Indonesia sedang membangun konsep griya tawang dengan bustan dan adimarga yang luas”. Jika kurang paham, mari periksa “terjemahannya”: “Persatuan Pengembang Real Estate Indonesia sedang membangun kompleks perumahan dengan taman dan bulevar yang luas.” Pada kalimat “terjemahan”, kecuali “real estate” semua kata-kata tersebut sudah diserap ke dalam kamus bahasa Indonesia.

Bahasa adalah alat komunikasi yang maknanya disepakati secara bersama-sama oleh para penuturnya. Kita sepakat menamai ruang luas di atas bumi itu “langit”, sama halnya orang yang berbahasa Indo-Jerman, yaitu Inggris, sepakat menamainya “sky”. Maka diksi dan maknanya sangat tergantung pada kesepakatan-kesepakatan itu. Kamus mengukuhkannya.

Meskipun dalam kasus bahasa Indonesia kamus acap juga mengembangkan sebuah kata tak pada tempatnya. Misalnya, kata “tegar” yang berarti “kaku, kokoh, rigid”, berubah menjadi “tabah” karena pengaruh pemakaian bahasa percakapan oleh orang Jawa. Kata-kata memuai sesuai keinginan penuturnya.

“Canggih” yang awalnya berarti “cerewet” kini menjadi padanan untuk “sophisticated”. Jika kamus menyerap kesepakatan baru itu, kita akan kehilangan makna-makna lama sebuah kata. Nanti akan aneh jika kita bilang, “Kamu canggih banget.” Alih-alih kalimat itu sebagai nasihat, penerimanya akan memaknainya sebagai pujian. Padahal, maksudnya, “Tolong, dong, hargai pendapat orang lain.”

Tragedi pemuaian kata agak tragis pada kata “seronok”. Jika makna aslinya berarti “pas dan pantas”, di Indonesia kata ini diartikan justru “tak pas dan tak pantas”. Konon, kata ini dipakai pertama kali oleh wartawan pada awal 1980 untuk menggambarkan pakaian penyanyi dangdut. Sejak itu, pakaian terbuka dan vulgar diasosiasikan dengan “seronok”.

Kejadian-kejadian tragis dalam pemuaian kata itu menunjukkan orang Nusantara adalah komunitas yang sejak awal rileks dan lentur menyerap akulturasi bahasa ini. Nenek moyang kita selalu terbuka pada bahasa baru lalu memakainya dengan lentur dalam percakapan. 9 dari 10 kata dalam bahasa Indonesia adalah asing ialah buktinya. Saya kira, kekayaan bahasa Indonesia ada di sana.

Terlalu kaku terhadap kata-kata dari luar malah akan mempersempit ruang geraknya. Biarlah kata-kata asing ikut memperkaya khazanah bahasa kita.

Maka usaha Ivan memperkenalkan, membahas, dan menganalisis kata dan istilah asing agar terasa lebih lokal amat menggembirakan. Ivan dan para munsyi yang tak bosan mengingatkan pemakaian bahasa yang sesuai kaidah akan melanggengkan bahasa ini dan membantu para wartawan sebagai agen kata-kata memakai alat komunikasi ini secara efektif dan efisien, eh, cespleng dan sangkil.

Tulisan ini sudah tayang di Catataniseng
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Perilaku Penumpang Kapal Pesiar yang Menjengkelkan Awal Kapal

2 hari lalu

Ilustrasi penumpang kapal pesiar. Unsplash.com/Stephani Kalecki
3 Perilaku Penumpang Kapal Pesiar yang Menjengkelkan Awal Kapal

Seorang awak kapal pesiar mengungkapkan tiga perilaku penumpang yang membuat awak kapal jengkel


Rekrutmen BUMN 2024 Dibuka, FHCI BUMN Tanggapi Keluhan Tes Bahasa Inggris yang Sulit

5 hari lalu

Situs Rekrutmen Bersama FHCI BUMN menyampaikan pengumuman tahap tahap 1 berupa registrasi online dan seleksi administasi yang akan berakhir pada esok hari, Rabu, 11 Mei 2022. (Sumber: rekrutmenbersama.fhcibumn.id)
Rekrutmen BUMN 2024 Dibuka, FHCI BUMN Tanggapi Keluhan Tes Bahasa Inggris yang Sulit

Soal bahasa Inggris yang diberikan untuk rekrutmen BUMN dinilai sulit oleh peserta rekrutmen tahun lalu.


PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

6 hari lalu

Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Valerie Julliand (kanan) bersama Vivie Yulaswati Deputi Menteri di Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam BAPPENAS (kiri) menghadiri peluncuran buku
PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

PBB meluncurkan "Those Not Left Behind", buku berisi 22 kisah nyata tentang upaya mencapai SDGs.


7 Ide Bisnis Barang yang Laris di Bulan Ramadan

10 hari lalu

Apa saja bisnis barang yang laris di bulan Ramadan? Berikut ide bisnisnya yang berpeluang untung yang bisa dicoba. Mulai dari pakaian hingga buku. Foto: Canva
7 Ide Bisnis Barang yang Laris di Bulan Ramadan

Apa saja bisnis barang yang laris di bulan Ramadan? Berikut ide bisnisnya yang berpeluang untung yang bisa dicoba. Mulai dari pakaian hingga buku.


Apa Itu TOEIC? Ini Perbedaannya dengan TOEFL

14 hari lalu

Siswa mengikuti kelas International English Language Testing System (IELTS) yang diadakan oleh Western Overseas, sebuah lembaga yang menyediakan pelatihan untuk tes kecakapan bahasa Inggris dan konsultasi visa, di Ambala, India, 4 Agustus 2022. (File foto: Reuters)
Apa Itu TOEIC? Ini Perbedaannya dengan TOEFL

Apa bedanya sertifikasi kompetensi bahasa Inggris TOEIC dan TOEFL? Ketahui pula beda tes dan peruntukannya.


Perpustakaan Katedral Ikonik London Buka Pintu untuk Kutu Buku yang Ingin Menginap

20 hari lalu

St Paul's Cathedral London (Pixabay)
Perpustakaan Katedral Ikonik London Buka Pintu untuk Kutu Buku yang Ingin Menginap

Bagi yang ingin menginap di perpustakaan katedral London, Airbnb memasang tarif Rp140 ribu untuk satu malam. Syaratnya, tamu harus kutu buku.


5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

25 hari lalu

Ilustrasi membaca buku. Dok. Zenius
5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

Buku bacaan literasi memiliki beragam manfaat untuk perkembangan anak. Simak lima manfaat membaca buku jenis ini.


Jadi Pelatih Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki Pakai Trik Ini untuk Memperlancar Komunikasi

37 hari lalu

Pelatih timnas putri Indonesia Satoru Mochizuki saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Selasa, 20 Februari 2024. TEMPO/Randy
Jadi Pelatih Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki Pakai Trik Ini untuk Memperlancar Komunikasi

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengapresiasi usaha pelatih timnas putri Indonesia Satoru Mochizuki belajar Bahasa Indonesia.


Paket Obat dan Buku untuk Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Diantar Pakai Helikopter

41 hari lalu

TPNPB OPM merilis foto dan video kondisi terbaru Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens pada Rabu, 7 Februari 2024. Foto dan video itu dirilis tepat setahun sejak mereka menyadera sang pilot. Dok. TPNPB OPM
Paket Obat dan Buku untuk Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Diantar Pakai Helikopter

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengatakan permintaan obat-obatan oleh Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens telah disampaikan.


Ingin Belajar Bahasa Selain Inggris? 9 Bahasa Ini Diklaim Mudah Dipelajari

41 hari lalu

Seorang imigran asal Afghanistan, Nasrullah menempelkan ejaan bahasa Prancis diruangannya di Lycee Jean Quarre, distrik 19, Paris, Prancis 23 Oktober 2015. Tempat ini merupakan gedung sekolah yang tidak terpakai dan digunakan untuk tempat tinggal ratusan imigran. REUTERS/Philippe Wojazer
Ingin Belajar Bahasa Selain Inggris? 9 Bahasa Ini Diklaim Mudah Dipelajari

Apapun alasannya, keinginan untuk belajar bahasa kedua, ketiga, atau bahkan kesekian itu jelas positif. Berikut sembilan yang dinilai cukup mudah.