TEMPO.CO, Jakarta - Berbekal rasa penasaran ingin menumpang bus antar kota antar provinsi, saya berangkat ke Bengkulu. So, ikuti jalan-jalan saya menjelajah sudut kota dan wisata Bengkulu. Provinsi yang terkenal dengan tambang emas, bunga Raflesia Arnoldi, dan Pantai Panjangnya ini.
Hari itu, 29 April 2018, pukul 13.00 WIB, saya sudah duduk manis di dalam bus antar provinsi yang akan membawa saya dari Padang menuju Bengkulu. Bus San ini terbilang bagus, saya bisa duduk nyaman dengan kursi yang empuk, ruang untuk kaki yang lebar, serta AC yang dingin, bantal, dan dilengkapi selimut yang hangat. Dengan fasilitas yang bagus menurut saya, bus yang akan saya tumpangi selama kurang lebih 15 jam ini terbilang murah, cukup merogoh kocek Rp 235 ribu saja.
Menjelang subuh Pukul 4 pagi, saya tiba di Provinsi Bengkulu dengan muka bantal. Setelah makan malam di pemberhentian bus saat magrib tadi, saya tidur pulas, hingga tak tahu jalanan macam apa yang dilalui. Mungkin efek lelah karena sebelum berangkat, saya masih saja memutuskan untuk jalan ke Gunung Padang pada pagi harinya. Saatnya menunggu kawan untuk menjemput.
Akhirnya kawan saya, Rurin, menjemput dengan sepeda motornya. Ternyata, rumahnya tak terlalu jauh dari Poll Bus San ini. Kurang dari lima belas menit, saya tiba di Pusat Kota Bengkulu, tepatnya di rumah Rurin. Tidur lagi apa ya?
Pukul 10.00 WIB, penjelajahan dimulai. Ternyata, Rurin sudah menyiapkan rute penjelajahan hari pertama kami. Kami akan mengunjungi Rumah Pengasingan Soekarno, kemudian Rumah Kediaman Fatmawati, Masjid Jamik Bengkulu karya Soekarno, dan Danau Dendam Tak Sudah. Luar biasa kan kawan saya ini. Lebih luar biasa lagi dia yang bawa motornya sepanjang hari. Maafkan hamba yang belum tergerak belajar bawa kendaraan.
Jalanan Kota Bengkulu ini tergolong sepi, tak ada macet sama sekali. Kotanya pun tidak terlalu besar dengan bangunan-bangunan yang tergolong tidak megah. Meskipun ada bangunan-bangunan bertingkat, kemungkinan tak lebih dari sepuluh lantai, atau malah hanya lima lantai. Jangan tanya perihal cuaca di sana, jelas Bengkulu panas karena pesisir. Eits, sudah sampai di pemberhentian pertama nih!
1.Rumah Pengasingan Soekarno
Menjelang pukul sebelas kami tiba di tujuan yang pertama, yaitu Rumah Pengasingan Bung Karno. Berlokasi di Kelurahan Anggut, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu, rumah yang dari luar terlihat tidak terlalu besar dan didominasi oleh kayu ini pernah ditinggali Soekarno dan Istrinya Inggit selama empat tahun pengasingan (1938-1942). Sebelumnya Bung Karno diasingkan di Flores.
Saya mulai memasuki ruangan demi ruangan yang ada di rumah ini. Terdapat satu ruang kerja Bung Karno yang berisi buku-buku berbahasa Belanda, satu ruang tamu yang berisi kursi-kursi dan sepeda, tiga kamar tidur yang berisi tempat tidur besi, kasur, dan lemari pakaian. Bahkan, ada beberapa pakaian yang masih tergantung di dalamnya. Terus berjalan ke arah belakang, terdapat teras yang cukup luas yang di hadapannya terdapat tanah lapang, rumah paviliun yang berupa dapur, serta sumur.
Menjadi salah satu objek wisata Bengkulu, Rumah Pengasingan Bung Karno ini wajib untuk kalian kunjungi nih!
- Tiket: Dewasa 3k/orang, anak-anak 2k/orang
2. Rumah Kediaman Fatmawati
Saya memasuki halaman rumah panggung bercat cokelat yang di bagian paling depannya terdapat patung wajah Ibu Fatmawati. Pintu rumah terbuka, namun tak ada satupun orang yang membalas sapaan saya di muka pintu. Kami terus bersuara dengan lebih lantang lagi, hingga kemudian sosok pria paruh baya keluar dan menyapa kami.
Rumah kediaman Fatmawati tak jauh dari tempat tinggal Bung Karno diasingkan, tepatnya di Jalan Fatmawati No. 10, Kota Bengkulu, menjadi jalan pertemuan mereka. Provinsi Bengkulu menjadi saksi cinta Bung Karno untuk seorang gadis bernama Fatmawati. Soekarno menikah dengan Fatmawati, yang kemudian menjadi Ibu Negara Republik Indonesia yang pertama.
Rumah Ibu Fatmawati menjadi objek wisata Bengkulu yang cukup banyak diminati saat ini. Di dalam rumah yang memiliki arsitektur khas bangunan Bengkulu ini terdapat lukisan dan foto-foto Fatmawati dan Soekarno, silsilah dan keturunan mereka, bahkan mesin jahit berwarna merah pudar yang digunakan Ibu Fatmawati untuk menjahit bendera pusaka merah putih. Terdiri dari satu ruang tamu dan dua kamar tidur yang lengkap dengan semua perabotnya, rumah ini menjadi wisata sejarah Bengkulu yang sangat menarik.
Tiket: Gratis
3. Masjid Jamik Bengkulu
Adzan Dzuhur berkumandang ketika kami sampai di Masjid Jamik Bengkulu. Masjid yang berlokasi di Jantung Kota Bengkulu memiliki bentuk yang unik dan tradisional bercorak Jawa dan Bengkulu. Dirancang oleh Bung Karno saat masa pengasingan di Bengkulu, atapnya bertingkat tiga dan terbuat dari seng yang dicat berwarna merah bata, dindingnya berwarna putih dengan relief-relief yang dicat berwana tembaga, dengan tiang-tiang bebentuk silinder, dan lantainya terbuat dari keramik.
Bagian dalam Masjid Jamik Bengkulu tidak terlalu luas dan megah. Bagian utama mesjid terdapat mimbar seperti kubah mesjid, dindingnya terdapat kaligrafi-kaligrafi dan lampunya menggunakan lampu-lampu gantung. Saya merasakan nuansa Jawa yang kental di dalam masjid yang berpotensi menjadi objek wisata religi di Bengkulu ini.
4. Danau Dendam Tak Sudah
Karena hari sudah terlalu siang, matahari semakin terik, dan kerongkongan semakin kering, kami memutuskan melipir untuk mencari es kelapa muda. Tapi emang dasar punya kawan kreatif banget, ia membawa saya melipir sejauh 6 km dari pusat kota menuju Danau Dendam Tak Sudah di daerah Curup. Melewati simpang lima, sepeda motor melaju kencang semakin menjauh dari pusat kota yang sepi.
Kami menghabiskan waktu cukup lama di tempat ini sembari duduk-duduk dibawah pohon rindang ditemani es kelapa muda. Namanya dua wanita kalau sudah bertemu yang ga jauh-jauh lah curhat banyak hal mulai dari cinta, cita, dan kerja.
Danau yang memiliki view yang cantik ini ternyata memiliki kisah yang kelam. Tersiar cerita rakyat bahwa danau ini terbentuk dari tangisan seorang gadis yang ditinggal menikah sang pujaan hati. Di hari pernikahan Sang pujaan hati, ia menangis tak henti hingga menenggelamkan pasangan pengantin tersebut. Sungguh dahsyat ya patah hati itu, sampai bisa membuat danau yang menjadi objek wisata Bengkulu saat ini.
Tulisan ini sudah tayang di Kelanaku