Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari AIDS Sedunia Tahun Ini, Kenali Statusmu

image-gnews
Sebuah lilin dibakar oleh mahasiswa PMI Universitas Muhamaddiyah  pada peringatan Hari HIV Aids Sedunia di depan kampusnya, Makassar, 1 Desember 2016. Selain membakar lilin para aktivis Palang merah ini juga melakukan beberapa pertunjukan bertemakan HIV Aids. TEMPO/Iqbal Lubis
Sebuah lilin dibakar oleh mahasiswa PMI Universitas Muhamaddiyah pada peringatan Hari HIV Aids Sedunia di depan kampusnya, Makassar, 1 Desember 2016. Selain membakar lilin para aktivis Palang merah ini juga melakukan beberapa pertunjukan bertemakan HIV Aids. TEMPO/Iqbal Lubis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Sabtu ini, masyarakat global memperingati Hari AIDS Sedunia atau World AIDS Day.  Ini adalah kesempatan bagi semua orang di seluruh dunia untuk bersatu dalam perang melawan HIV/AIDS, menunjukkan dukungan bagi orang yang hidup dengan HIV, dan mengenang mereka yang telah meninggal karena penyakit AIDS. Saat bersatu dalam perang melawan HIV, tentu perlu keseragaman langkah. Apa yang baru?

Tema Hari AIDS Sedunia 2018 adalah “kenali statusmu” (know your status) yang bertujuan untuk mencapai dua hal berikut. Pertama, mendorong semua orang untuk mengetahui status infeksi HIV mereka melalui pemeriksaan di laboratorium klinik, sehingga dapat langsung mengakses layanan pencegahan, pengobatan dan perawatan HIV. Kedua, mendesak pembuat kebijakan kesehatan untuk membentuk agenda “sehat untuk semua” (healthfor all) tentang HIV, tuberkulosis (TB), hepatitis dan penyakit tidak menular yang terkait.

Sejak tahun 2016, WHO telah merekomendasikan penggunaan obat tenofovir disoproxil fumarate (TDF) dikombinasi dengan lamivudine (3TC) atau emtricitabine (FTC) dan efavirenz (EFV) 600 mg, sebagai pilihan utama terapi antiretroviral (ART) lini pertama. Namun demikian, pada April 2018 terdapat pembaruan pada rejimen antiretroviral untuk mengobati dan mencegah infeksi HIV.

WHO merekomendasikan dolutegravir (DTG) sebagai pilihan alternatif pengganti EFV untuk ART lini pertama. Musababnya, ada ketidakpastian mengenai keamanan dan kemanjuran EFV, pada orang yang hidup dengan HIV selama kehamilan dan selama menerima pengobatan tuberkulosis (TB) berbasis rifampisin. Pedoman WHO yang baru berisi rekomendasi mengenai rejimen lini pertama ART, termasuk DTG dan raltegravir (RAL).

Terapi antiretroviral (ART) terdiri dari kombinasi obat antiretroviral (ARV) untuk menekan secara maksimum replikasi virus HIV dan menghentikan perkembangan alamiah penyakit infeksi HIV. ART juga mencegah penularan HIV selanjutnya. Pengurangan besar telah terlihat pada tingkat kematian dan infeksi ketika penggunaan rejimen ARV yang kuat, terutama pada tahap awal penyakit.

Selain itu, WHO juga merekomendasikan ART untuk semua orang dengan HIV sesegera mungkin setelah diagnosis, tanpa pembatasan jumlah CD4. Pemeriksaan jumlah CD4, yang juga disebut T-limfosit, T-sel, atau sel T-helper, digunakan untuk menentukan seberapa baik sistem kekebalan tubuh pada orang yang terinfeksi HIV. CD4 adalah jenis sel darah putih yang berperan penting dalam memerangi infeksi. 

Juga perlu disampaikan tawaran terapi profilaksis pra-pajanan, kepada orang yang berisiko besar terinfeksi HIV, sebagai pilihan pencegahan tambahan dan bagian dari pencegahan komprehensif. Pada April 2018 WHO juga merekomendasikan bahwa paket skrining, profilaksis, inisiasi ART yang cepat dan intervensi kepatuhan pengobatan secara intensif, sebaiknya ditawarkan kepada semua orang yang hidup dengan HIV dan penyakit lebih lanjut. Rekomendasi juga menentukan seberapa cepat ART harus dimulai dalam konteks kebijakan untuk semua (treat all policy), terutama ketika ada ko-infeksi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

WHO sangat merekomendasikan bahwa inisiasi ART yang cepat harus ditawarkan kepada orang yang hidup dengan HIV, setelah diagnosis dan penilaian klinis terkonfirmasi. Inisiasi ART yang cepat didefinisikan sebagai dalam 7 (tujuh) hari setelah diagnosis HIV tegak.

Rekomendasi inisiasi ART adalah pada hari yang sama dengan tegaknya diagnosis HIV, berdasarkan keinginan dan kesiapan pasien untuk segera memulai ART, kecuali ada alasan klinis untuk menunda pengobatan. Rekomendasi ini berlaku untuk semua populasi dan kelompok usia. Orang dengan penyakit HIV lanjut harus diberi prioritas untuk penilaian klinis dan inisiasi pengobatan.

Jumlah sel CD4 dapat membantu menentukan apakah infeksi lain (infeksi oportunistik) dapat terjadi. Meningitis kriptokokus atau radang selaput otak yang disebabkan oleh jamur kriptokokus dari debu atau uap kotoran burung yang sudah kering. Ini adalah infeksi oportunistik serius, yang merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada orang dengan HIV dan penyakit lanjut.

Jumlah untuk kasus ini diperkirakan 15 persen dari semua kematian terkait AIDS secara global. Jika disebut dalam angka, diperkirakan ada 223.100 kasus meningitis kriptokokus mengakibatkan 181.000 kematian global setiap tahun, pada orang yang hidup dengan HIV. Namun demikian, penyakit kriptokokus jarang terjadi pada anak dengan HIV, bahkan di daerah dengan beban penyakit yang tinggi di kalangan orang dewasa.

Berikut ini rekomendasi baru dan merupakan bagian dari panduan praktik klinik yang baik, yaitu pertama, pendekatan optimal untuk mendiagnosis meningitis kriptokokal, kedua strategi untuk mencegah penyakit kriptokokus invasif melalui skrining antigen kriptokokus dan terapi flukonazol pre-emptive, dan ketiga mengobati meningitis kriptokokal dengan kombinasi rejimen terapi anti jamur. Keempat, mencegah, memantau, dan mengelola toksisitas obat amfoterisin B, kelima, rekomendasi terhadap terapi tambahan dengan kortikosteroid sistemik; dan keenam, rekomendasi tentang waktu inisiasi terapi antiretroviral.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pahami Gejala HIV/AIDS Melalui Fase Infeksi Sebelum Berkembang Menjadi AIDS

4 jam lalu

Ilustrasi AIDS. Shutterstock
Pahami Gejala HIV/AIDS Melalui Fase Infeksi Sebelum Berkembang Menjadi AIDS

HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah infeksi yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Tahap paling lanjut dari penyakit ini disebut AIDS.


Kenali Cara Penularan HIV/AIDS, Apakah Bisa Akibat Berpelukan?

6 jam lalu

Peserta aksi memegang poster saat mengikuti aksi peringatan Hari AIDS sedunia di Lapangan Vatulemo, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad, 1 Desember 2019. Peringatan ini digelar Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) bagi ODHA, Komunitas Maleo serta Dinas Kesehatan setempat tersebut mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap penderita HIV/AIDS. ANTARA/Mohamad Hamzah
Kenali Cara Penularan HIV/AIDS, Apakah Bisa Akibat Berpelukan?

Memperingati Hari AIDS Sedunia, kenali kembali penyebab penularan virus HIV/AIDS ini dan hal apa saja yang tidak menularkannya.


10 Selebritas Meninggal Akibat HIV/AIDS Termasuk Freddie Mercury dan Tommy Morrison

7 jam lalu

Freddy Mercury
10 Selebritas Meninggal Akibat HIV/AIDS Termasuk Freddie Mercury dan Tommy Morrison

HIV/AIDS menyerang 10 selebritas dunia ini antara lain vokalis Queen Freddie Mercury, petinju Tommy Morrison dan aktor Rock Hudson.


Hari AIDS Sedunia 2023 Usung Tema: End Inequalities. End AIDS. End Pandemic

8 jam lalu

Anggota Komunitas Literasa Kolektif menggelar aksi ekperimen sosial Hari AIDS Sedunia di lokasi kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) Solo, Jawa Tengah, Ahad, 1 Desember 2019. Aksi tersebut untuk memberikan edukasi bahwa para penyandang AIDS butuh perhatian dan simpati dari masyarakat. ANTARA/Maulana Surya
Hari AIDS Sedunia 2023 Usung Tema: End Inequalities. End AIDS. End Pandemic

1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia. Kenali bagaimana kisah awalnya peringatan ini dicanangkan.


Hari Pertama Serangan Israel ke Gaza setelah Gencatan Senjata, Sedikitnya 109 Warga Palestina Tewas

16 jam lalu

Asap mengepul di Gaza utara setelah serangan udara Israel, usai gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas berakhir, yang terlihat dari perbatasan Israel dengan Gaza di Israel selatan, 1 Desember 2023. REUTERS/Amir Cohen
Hari Pertama Serangan Israel ke Gaza setelah Gencatan Senjata, Sedikitnya 109 Warga Palestina Tewas

Jumlah korban tewas sejak dimulainya kembali serangan Israel di Gaza pada Jumat 1 Desember 2023 mencapai sedikitnya 109 orang


Hari AIDS Sedunia, Waspadai Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak

1 hari lalu

Ilustrasi AIDS. Shutterstock
Hari AIDS Sedunia, Waspadai Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak

Hari AIDS Sedunia diperingati setiap 1 Desember. Kemenkes mencatat kasus HIV pada anak berusia di bawah 4 tahun dengan jumlah 1,9 persen.


Hari AIDS Sedunia, Berikut 10 Rekomendasi PB IDI untuk Penanganan HIV/AIDS

1 hari lalu

Ilustrasi HIV/AIDS. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Hari AIDS Sedunia, Berikut 10 Rekomendasi PB IDI untuk Penanganan HIV/AIDS

Menyambut Hari AIDS Sedunia, PB IDI memberi 10 rekomendasi penanganan HIV/AIDS di Indonesia agar lebih efektif dan efisien.


Menlu Cina Pastikan Lonjakan Kasus Penyakit Pernapasan Berada di Bawah Kendali

2 hari lalu

Suasana kepadatan pengunjung di Rumah Sakit Anak Beijing di distrik Xicheng, Cina, 26 November 2023. Rumah sakit itu tampak penuh sesak akibat antrean panjang di tengah peningkatan kasus Pneumonia yang banyak menyerang anak-anak. Video Obtained by Reuters/Handout via REUTERS
Menlu Cina Pastikan Lonjakan Kasus Penyakit Pernapasan Berada di Bawah Kendali

Menteri Luar Negeri Wang Yi memastikan lonjakan penyakit pernapasan di Cina baru-baru ini berada di bawah kendali.


4 Tips Menyembuhkan Pilek secara Alami

2 hari lalu

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
4 Tips Menyembuhkan Pilek secara Alami

Menyembuhkan pilek bisa dilakukan secara alami di rumah tanpa harus minum obat.


Pentingnya Peran Komunitas untuk Tangani HIV/AIDS Menurut Kemenkes

3 hari lalu

Konseling orang dengan HIV di sebuah rumah sakit swasta di Bandung. (Dok.JIP Jabar)
Pentingnya Peran Komunitas untuk Tangani HIV/AIDS Menurut Kemenkes

Menyambut Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember, Kemenkes mengatakan komunitas berperan penting dalam menangani HIV/AIDS.