Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dunia Bergerak Bersama Mengeliminasi Demam Berdarah

image-gnews
Seorang Petugas melakukan pengasapan atau fogging di kawasan Kebagusan, Jagakarsa, 6 Februari 2019. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan agar melakukan fogging untuk mencegah wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang saat ini telah mencapai 878 kasus yang terjadi di Ibu Kota, sedangkan daerah yang terbanyak ialah berada di daerah Jakarta Selatan dengan jumlah 297 kasus DBD. TEMPO/M Taufan Rengganis
Seorang Petugas melakukan pengasapan atau fogging di kawasan Kebagusan, Jagakarsa, 6 Februari 2019. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan agar melakukan fogging untuk mencegah wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang saat ini telah mencapai 878 kasus yang terjadi di Ibu Kota, sedangkan daerah yang terbanyak ialah berada di daerah Jakarta Selatan dengan jumlah 297 kasus DBD. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus demam berdarah dengue (DBD) saat ini meningkat di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Saat Mrs. Melinda Gates, filantropis atau dermawan dari USA mengunjungi Yogyakarta pada Jumat, 24 Maret 2017, mengingatkan kita semua akan mimpi besar untuk membasmi atau mengeliminasi virus dengue, yang menyebabkan Dengue Fever. 

Tim Eliminate Dengue Project (EDP) Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta mengadakan penelitian WMP (World Mosquito Program) tentang DBD, yang memasuki tahap akhir pada tahun ini. Penelitian ini sangat kental dengan nuansa keterlibatan masyarakat, yaitu memanfaatkan nyamuk Aedes Aegypti, penyebar virus Dengue, yang mengandung bakteri Wolbachia. Nyamuk yang sudah dikembangbiakkan di insektarium kemudian dilepaskan di habitat alaminya, dengan persetujuan masyarakat setempat. Caranya adalah kesediaan menjadi orang tua asuh nyamuk, dengan mengijinkan dititipi ember di halaman rumah mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebaran nyamuk Aedes aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia, telah dimulai di Dusun Jomblangan, Banguntapan, Bantul DIY Senin, 8 Desember 2014. Kunjungan Mrs. Melinda Gates ke kantor EDP Yogyakarta, menunjukkan dukungan penuhnya akan proyek besar terkait persaingan alami antara bakteri Walbochia dan virus Dengue, di dalam tubuh nyamuk. ‘Eliminate Dengue Indonesia’ adalah program penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan didanai oleh Yayasan Tahija (Tahija Foundation) dan Bill & Melinda Foundation.

Wolbachia adalah salah satu bakteri yang hidup sebagai parasit pada hewan artropoda seperti nyamuk. Infeksi bakteri Wolbachia pada hewan akan menyebabkan proses patogenesis atau terjadinya sel telur yang tidak dapat dibuahi, kematian pada hewan jantan, dan feminisasi atau perubahan nyamuk jantan menjadi betina. Bakteri Wolbachia ini merupakan bakteri alami yang biasa terdapat di dalam tubuh nyamuk lokal dan telah terbukti mampu menghambat pertumbuhan virus Dengue, di dalam tubuh nyamuk.

 
Eliminasi sebuah penyakit menular, seperti DBD, sebenarnya paling baik dilakukan dengan vaksinasi massal. Vaksin Dengue sudah diteliti sejak tahun 1940 oleh Sabin dan Schlesinger, untuk menemukan bentuk virus yang sudah dilemahkan sebagai bahan dasar vaksin (live attenuated vaccine). Vaksin dengue pertama, Dengvaxia® (CYD-TDV) yang diproduksi oleh industri farmasi Sanofi Pasteur, pertama kali terdaftar di Meksiko pada bulan Desember 2015.
 
CYD-TDV adalah vaksin rekombinan tetravalen dari virus dengue hidup, yang telah diteliti dengan pemberian 3 dosis pada jadwal 0, 6, dan 12 bulan, dalam uji klinis Tahap III. CYD-TDV ini telah terdaftar untuk digunakan pada kelompok usia 9-45 tahun yang tinggal di daerah endemik Dengue. Indonesia telah menjadi salah satu negara yang berpartisipasi dalam uji klinis vaksin Dengue dan Dengvaxia® sudah mendapatkan izin edar dari Badan POM pada tahun 2016 lalu. Harga yang masih relatif mahal dan tidak terbukti efektif pada anak balita, kelompok usia yang paling rentan menderita DBD, sehingga vaksin ini belum dapat diberikan secara massal.
 
Pengendalian vektor nyamuk telah menjadi strategi kunci untuk mengendalikan atau mencegah penularan virus dengue. Strategi yang dikenal dengan 3M ini meliputi mencegah nyamuk bertelur di habitatnya dengan manajemen dan modifikasi lingkungan.
 
Caranya dengan membuang sampah dengan benar dan menghapus habitat nyamuk buatan manusia. Ini yang meliputi mengosongkan dan membersihkan wadah penyimpanan air rumah tangga setiap minggu, penggunaan insektisida yang tepat pada wadah penyimpanan air di luar ruangan, menggunakan perlindungan rumah tangga seperti jendela bertirai, pakaian lengan panjang, dan insektisida.
 
Selain itu, juga meningkatkan partisipasi dan mobilisasi warga masyarakat untuk pengendalian vektor berkelanjutan. Penyemprotan insektisida selama terjadi wabah sebagai salah satu langkah kontrol vektor darurat, dan pengawasan aktif terhadap vektor nyamuk.
 
 
Tindakan lain untuk eliminasi Dengue telah dicoba oleh Kementerian Kesehatan Brazil, seperti laporan kantor berita AFP Januri 2014, dengan mengembang biakkan sejumlah besar nyamuk Aedes agypti hasil rekayasa genetik, untuk membantu menghentikan penyebaran DBD. Proyek ini mengalihkan fokus eliminasi, bukan dengan vaksinasi, tetapi kepada program untuk mengendalikan pertumbuhan nyamuk.
 
Nyamuk jantan yang dimodifikasi secara genetik dalam jumlah besar, telah dilepaskan ke alam bebas untuk kawin dengan nyamuk betina. Keturunan mereka, diprediksi tidak akan berkembang hingga dewasa, sehingga akan mengurangi populasi nyamuk sebesar 90% dalam 6 bulan. Hal ini berdasarkan penelitian di bagian timur negara bagian Bahia, Brasil.
 
Dr. Maithripala Sirisena, Menteri Kesehatan Sri Lanka seperti dikutip kantor berita Antara Maret 2015,  melibatkan 10.000 orang tentara nasional untuk tergabung dalam sebuah operasi pembersihan genangan air. Dalam kampanye nasional 3M di Sri Lanka ini, tentara wajib membantu masyarakat secara rutin, untuk menemukan dan membersihkan tempat yang dapat menimbulkan genangan air. Selain itu, semua sekolah secara serentak juga diwajibkan untuk menggunakan waktu selama 1 jam pada hari Jumat, untuk membersihkan areal sekolah mereka. Genangan air dan jentik nyamuk Aedes agypti, harus dilenyapkan.
 
 
Eliminasi terbaik untuk penyakit infeksi seperti DBD, sebenarnya adalah vaksinasi massal, bukan modifikasi vektor yang menyebarkan penyakit, yaitu nyamuk Aedes agypti. Oleh karena vaksinasi Dengue belum juga terbukti cukup berhasil, maka banyak cara lain yang cukup layak untuk ditempuh. Bakteri Walbochia yang dikembangkan EDP dan FK UGM Yogyakarta, diharapkan menjadi salah satu cara mewujudkan mimpi besar dalam proses panjang eliminasi Dengue.
 
Kita semua, meskipun tidak harus menjadi seorang filantropis sekaliber seperti Mrs. Melinda Gates atau Bapak Tahija, memegang peran penting dalam mengatasi kesulitan eliminasi Dengue, yang masih saja terjadi. Ayo bergerak bersama menghapuskan Demam Berdarah Dengue. 
 
Tulisan sudah tayang di Dokterwikan
 
 
 
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

15 jam lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.


Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

2 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan desa Laingpatehi setelah letusan Gunung Ruang, di Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.


Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

2 hari lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

2 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

2 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.


Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

5 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

12 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

12 hari lalu

Buah naga (Pixabay.com)
Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.


Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

12 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

15 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah