Donor Darah Ternyata Gak Gampang

Reporter

Anazkia

Kamis, 16 Agustus 2018 11:49 WIB

James Harrison, kakek usia 81 tahun, setiap minggu mendonorkan darahnya yang unik karena mengandung antibodi selama 60 tahun dan telah menyelamatkan 2,4 juta bayi di Australia [CNN]

TEMPO.CO, Jakarta -Sudah pernah melakukan donor darah? Iya, ini memang kegiatan filantropi purba yang sudah kita lakukan dari dulu. Tapi ternyata, berdonor darah itu gak segampang yang kita bayangkan. Simak deh pengalaman saya ini.

"Ayo, kalian pada mau roti, nggak? Ambil sendiri aja, ya." Tante Dina menyapa kami dengan ramah. Tentunya, tak hanya kami yang disapa, tapi juga semua pendonor yang ada di lantai dua di sebuah gerai perangkas rumah tangga di Cilegon. Selain sibuk menyapa kami, Tante Dina juga sibuk menyiapkan teh manis untuk para pendonor.
"Nggak usah, Tante. Kami yang nggak donor nggak perlu dikasih roti. Biar kami nanti makan roti yang abis donor aja." Saya nyengir.
Sementara Eha, yang baru selesai donor darah menjeling sebal, roti yang sedang dikunyah dihentikannya. Dadanya dipegang, "Ya Allah, Kanazzz!! Roti ini sampai nggak ketelan. Kalian keterlaluan, saya yang donor, kalian yang menikmati makanannya.”
Saya, tertawa terpingkal-pingkal.
Sabtu, 28 Juli 2018 di sebuah perusahaan perangkas rumah tangga di Cilegon kembali mengadakan kegiatan donor darah. Kegiatan ini biasanya dilakukan setiap setahun sekali. Saya nggak pernah ikut, selain selalu berada di luar kota, kalau pun pas lagi di Cilegon, saya juga memang nggak bisa donor darah. Lah, kok bisa? Yah, bisa! Kan, donor darah juga ada syaratnya.
Donor darah bulan lalu sekalian dijadikan ajang kumpul para bangke yang sudah lama nggak ketemu. Eh, lebih tepatnya saya, sih, yang jarang kumpul. Lah, gimana? Saya jarang pulang, kok! ^_^
Awalnya, saya enggan untuk datang. Sejak pagi, kontak Haqi. Tapi sampai siang saya tak juga datang. Bahkan, nasi uduk pun saya kirim pakai go send.
“Yang gue butuhin elunya datang. Bukan nasi uduknya!.” Karena Kak Magda sudah ngomel begitu, akhirnya saya tersinggung. Dan setelah zuhur, saya datang. Sudah ada Ijal di sana sementara Imam dan Haqi sudah pulang, karena hari sudah siang.
Tak lama saya datang, muncullah Eha. Makhluk bumi berhati lembut yang ikhlas dibully siapa saja. Setelah Eha sampai dan belum duduk, dia dikomporin ikut donor. Eha ragu-ragu, karena belum pernah melakukan donor darah. Dengan takut-takut dan digeret langsung oleh Kak Magda, akhirnya Eha menuju meja pendaftaran. Gak lama Eha ngisi formulir, Fayruz datang dan sedang mengisi formulir juga. Akhirnya, mereka berdua menuju meja untuk dicek kesehatannya.
Eha lulus syarat donor darah, sementara Fayruz gagal karena hb-nya rendah. Naik ke lantai dua, di mana prosesi pengambilan darah dilaksanakan, Eha terlihat nervous. Bahkan, ketika sudah berbaring di brangkar, Eha masih terlihat tak nyaman. Tapi, siapalah kami kawan-kawan yang nggak tahu diri ini tentu saja terang-terang meledek Eha. (kalau gini, saya nyadar bukan teman yang baik. Bahahahaha... tapi bangga)
Muncul kemudian Isna, ketika Eha belum selesai diambil darahnya. Isna, nasibnya sama seperti saya. Nggak bisa donor darah. Jadilah yang menunggu Eha ada 5 orang. Tuh, setia kawan banget kan kita? ^_^
Selesai Eha donor darah, saya mengambilkan teh manis yang sudah disiapkan oleh Tante Dina. Dilanjutkan ngobrol nggak jelas, tiba-tiba sampailah makhluk bumi satu lagi. Swa. Jam sudah menunjukkan pukul tiga lebih. Pendonor sudah mulai berkurang dan dengan percaya diri, Swa tentu saja hadir untuk turut serta mendonorkan darahnya. Terima kasih, kalian, yang sudah ikut mendonorkan darahnya. Bulan lalu, yang ikut mendaftar donor darah ada 200 orang. Tapi, tentunya tak semua bisa lolos seleksi. Karena yang bisa donor sekitar 140-an orang saja.
Ngomong-ngomong, syarat donor darah apa aja, sih? Dulu, waktu kerja di Dompet Dhuafa, saya pernah nulis ini kayaknya.
Usia, minimal 17 tahun. Berat badan minimal 45 kg (nah, ini saya sama Isna tidak memenuhi syarat). Tidur yang cukup, tidak minum obat minimal tiga hari sebelumnya, tekanan darah teratur, suhu badan juga normal. Frekuensi donor darah juga dibatasi, minimal 3 bulan sekali. Terus saya mikir, kira-kira, nunggu berapa tahun lagi biar berat badan saya 45 kg? Huffftttt....
Tulisan ini sudah tayang di Anazkia

Berita terkait

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

1 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

5 hari lalu

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

Bedakan memar biasa dengan hematoma, yang biasanya lebih serius karena melibatkan lebih banyak darah dan pulih lebih lama.

Baca Selengkapnya

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

5 hari lalu

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

6 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

15 hari lalu

Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

Diet sehat setelah banyak makan makanan bersantan saat Lebaran bisa diterapkan dengan pola makan bergizi seimbang agar berat badan ideal lagi.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

15 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

20 hari lalu

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.

Baca Selengkapnya

Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

23 hari lalu

Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

Berikut saran pakar kesehatan agar berat badan tidak melonjak selama perayaan Lebaran karena makan berlebihan.

Baca Selengkapnya

Fatin Shidqia Mengaku Tidak Makan Daging Sapi, Ini Manfaatnya

23 hari lalu

Fatin Shidqia Mengaku Tidak Makan Daging Sapi, Ini Manfaatnya

Juara X Factor Fatin Shidqia mengaku tidak mengonsumsi daging sapi atau daging merah. Ternyata, kebiasaan ini punya banyak manfaat kesehatan.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

29 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya