Saya seneng banget waktu akhirnya jadi dapat tiket nonton opening ceremony Asian Games 2018 di GBK tanggal 18 Agustus lalu. Tau sendiri kan proses ticketing perhelatan ini sempat ricuh lantaran operator ticketing kurang mumpuni.
Terus terang waktu itu saat masuk GBK sekitar jam 4 sore saya tidak punya ekspektansi apa-apa soal pembukaan Asian Games ini.
Malah sempat heran kenapa penonton dilarang bawa botol minum atau tumbler sendiri. Padahal kalau diizinkan, artinya mengurangi sampah di GBK loh.
Sudah duduk manis di dalam, saya terpukau sejak ribuan penari Ratoeh Duek (bukan tari Saman ya) berbaris memasuki lapangan GBK. Lho… banyak banget! Pas mereka mulai menari, edaaan keren banget! Lho kok warna bajunya bisa berubah-ubah sambil menari? WOW!!!
Tentang tarian ini banyak yang salah kaprah tertukar dengan tari Saman. Seorang teman pemerhati budaya dari Aceh, Bung Yudi Randa, menunjukkan perbedaan tari Ratoeh Duek dengan Saman.
Setelah tarian pembuka, para penonton terus dibuat terpukau dengan beragam tarian, nyanyian, permainan api dan atraksi panggung yang memukau. Plus kembang api yang membahana!!
Bagi saya, kesuksesan opening ceremony ini menunjukkan Indonesia mampu menyelenggarakan Asian Games sebagai sebuah perhelatan olah raga bertaraf internasional.
Kemudian satu demi satu pertandingan pun digelar. Tiket pun dikejar. Sebenarnya sejak sebelum opening ceremony saya sudah berusaha membeli tiket final badminton, tapi sold out (entah sold out beneran atau sistem ticketing yang kurang rapi, saya nggak ngerti juga).
Untung tiket untuk 2x pertandingan gymnastic sudah aman. Belinya barengan teman-teman Circle gymnastic club di Ragunan tempat anak saya latihan gymnastic, dikoordinir coach-nya. Anak saya memang suka banget gymnastic. Dia rutin latihan 5x seminggu dan beberapa kali ikut pertandingan untuk atlet cilik.
Maka dengan semangat ’45 kami berangkat ke JIEXPO Kemayoran, tempat pertandingan gymnastic Asian Games digelar. Sampai di pintu masuk tas kami diperiksa. Kalau bawa makanan, snack, botol air lebih dari 500 ml atau air mineral selain Aqua, maka semua harus ditinggal di meja panitia. Nanti usai menonton boleh diambil lagi.
Di dalam hall gymnastic dengan sepenuh hati kami mendukung dua gymnast Indonesia, Agus Prayoko di nomor vaulting dan Rifda Irfanaluthfi di nomor floor exercise.
Rifda, idola anak saya, tampil memukau!! Saya kagum betul dengan kelincahan dan tekniknya saat berlaga di floor. Memang hasil latihan keras belasan tahun terpampang nyata. Kami semua bersorak gembira saat melihat perolehan score Rifda berada di urutan kedua. YEAAAYY!! MEDALI PERAK GYMNASTIC UNTUK INDONESIA!!
Score Rifda terpaut sedikit di bawah Kim Su Jong, atlet dari Korea Utara yang memang saya akui sangat lincah di floor dan menunjukkan kemampuan teknis yang mumpuni. Para pesenam Korea Utara yang baru kali ini tampil di Asian Games memang bagus-bagus performanya.
The best part adalah… ANAK SAYA BISA FOTO BARENG RIFDA! Hahaha… Rifda ini cantik dan humble, suka deh! Tidak nampak kelelahan sedikitpun usah bertanding. Rifda tetap ceria memenuhi permintaan foto bareng anak-anak satu persatu, dan ibu-ibunya juga. Bahkan ada satu-dua anak yang minta foto dua kali dengan pose berbeda, Rifda meladeninya dengan senyum hangat. Laft!
Selamat Rifda, dan Agus juga yang menyabet medali perunggu. Semoga prestasi kalian dan atlet-atlet lain dalam Asian Games 2018 ini menginspirasi anak-anak Indonesia agar disiplin berlatih, belajar dan mencetak prestasi. I’m a proud and happy Indonesian!
Tulisan ini sudah ada di Lifetimejourney