Menjajal Layanan KB di Puskesmas

Senin, 10 Desember 2018 12:16 WIB

Pemasangan alat kontrasepsi implan (ilustrasi)

TEMPO.CO, Jakarta - Bermula dari status seorang kawan di Facebook soal layanan KB gratis di puskesmas, saya lalu penasaran dan berminat menjajal sendiri kebenarannya.

Jumat pagi, saya meluncur ke Puskesmas Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan. Hari masih pagi dan udara tidak begitu panas, jadi saya memutuskan berjalan kaki menuju lokasi. Lagipula, puskesmasnya terhitung dekat dari rumah, cuma 700 meter saja.

Setiba di puskesmas, saya segera menuju bagian pendaftaran. Sayangnya saya kecele, saya pikir layanan puskesmas secara umum tersedia setiap hari, ternyata puskesmas ini menyesuaikan layanan umum berdasarkan hari tertentu. Jumat, ketika saya datang, yang tersedia adalah layanan ibu hamil. Untuk KB/Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tersedia hanya pada Selasa dan Sabtu,

Karena masih penasaran dengan layanan gratisnya itu, saya memutuskan pulang ke rumah dan kembali lagi esok harinya. Sebelum pulang, saya dapat info tambahan kalau layanan KB hanya tersedia mulai pukul 07.00 – 11.00 WIB. Uhm, pendek sekali waktunya, ya. Seandainya saja puskesmas bisa membuka jam layanan lebih panjang.

Advertising
Advertising

Sabtu pagi saya sudah duduk manis di bangku tunggu puskesmas. Saya dapat antrean nomor 32. Nomor antrian ini berlaku untuk semua yang mendaftar. Nanti nomornya akan dipanggil dan diberikan kertas antrian baru. Pasien baru diharap membawa serta fotocopy KTP & BPJS.

loket pendaftaran dan farmasi

Di loket nomor antrian saya diambil dan diganti dengan nomor antrian layanan khusus. Saya dapat antrian nomor 6 untuk kunjungan bidan. Tak lama, sekitar 15 menit kemudian saya sudah masuk ke ruangan untuk konsultasi.

Saya cukup pesimis sebelumnya, puskesmas adalah tempat terakhir saya untuk mendapatkan layanan kesehatan. Terbayang sumpeknya, panjangnya antrian, bangunan yang kumuh, dan ruangan yang berantakan. Sebagian besar ketakutan saya terbukti, kondisi puskesmas tidak seresik rumah sakit favorit saya, Eka Hospital. Tapi, ya ga sekumuh itu juga.

Ada beberapa kipas angin yang dipasang di dalam ruangan, ruang tunggunya memang kecil, tapi cukup layak. Semua kekurangan puskesmas yang saya sebut di atas terbayar lunas dengan senyum dan keramahan petugas. Sejak masuk bidan bertanya dengan bahasa yang baik, menjelaskan soal KB, dan menanyakan jenis KB yang saya inginkan.

Ada dua jenis IUD (intra uterine device), yang mengandung hormon sintetik progestin dan tembaga. Saya memilih IUD tembaga(non-hormonal).

IUD dengan hormon berkerja dengan menciptakan lapisan serviks yang tebal sehingga sulit ditembus sperma. Hormon progestin juga membuat lapisan rahim menjadi lebih tipis sehingga sel telur yang sudah dibuahi lebih sulit menempel. Sedangkan IUD non-hormonal akan melepaskan ion tembaga yang toksik bagi sel sperma. Ion ini menyebabkan sperma sulit berenang untuk menemui jodohnya, si sel telur.

Sebelumnya, selama 11 tahun terakhir saya memilih KB kondom untuk mengatur reproduksi. Selama ini belum ada masalah dengan kondom, hanya kali ini saya ingin mencoba metode KB yang berbeda.

Sewaktu konsultasi, bidan menjelaskan kalau seperti metode KB lainnya, IUD juga punya efek samping. Tidak setiap orang mengalami efeknya, katanya sekitar 5% saja yang mengalami. Efek sampingnya yaitu: rasa tidak nyaman (serupa kontraksi) di perut bagian bawah, flek/pendarahan dalam jumlah kecil, waktu menstruasi menjadi lebih panjang, dan volume darahnya juga meningkat.

Jika setelah dipasang di dalam rahim, efek sampingnya terasa mengganggu kualitas hidup sehari-hari, IUD bisa dilepas segera. Tidak diperlukan waktu tunggu antara pasang dan lepas. Namun, jika tidak ada kendala, IUD bisa bertahan di dalam rahim selama maksimal 8 tahun. Meski begitu, biasanya dokter/bidan akan mengusulkan IUD dilepas setelah 5 tahun pemakaian untuk menghindari perlekatan pada rahim.

Cara pasangnya cukup menggemaskan, haha. Sebenarnya saya takut luar biasa, terbayang sakitnya. Pas dipasang ternyata tak sakit sama sekali. Kurang nyaman iya, tapi tak sakit. Mulanya saya diminta duduk mengangkang di kursi dengan dudukan betis tinggi. Lalu, vagina dibuka lebar dengan spekulum, dan rahim diukur panjangnya dengan alat semacam penggaris besi bulat.

Panjang rahim ini menentukan seberapa panjang sisa benang IUD yang perlu ditinggalkan. Fungsi benangnya untuk memantau keberadaan spiral dan memastikan apakah spiral masih berada pada tempatnya atau sudah bergeser. Setelah IUD dipasang, penggunanya dianjurkan untuk memeriksa keberadaan benang secara teratur. Jika benangnya hilang, bisa jadi IUD telah terlempar keluar dari rahim.

Sila tonton video di atas untuk lihat cara pasang IUD di dalam rahim, yaa. ^^

Proses pemasangan IUD singkat saja, sekitar 10 menit. Setelah selesai, bidan meresepkan asam mefenamat sebagai anti nyeri/anti radang. Untuk memastikan IUD terpasang sempurna, bidan lalu meminta saya berbaring di kasur pemeriksaan untuk USG rahim. Hasilnya, posisi IUD oke, dan saya diminta datang pekan berikutnya untuk kontrol kembali.

Selepas dari ruang bidan, saya turun ke loket farmasi untuk memberikan resep dan menunggu obat. Di loket farmasi saya diberikan koin. Petugas meminta saya memasukkan koin ke kotak yang sesuai dengan tingkat kepuasan saya atas layanan puskesmas hari itu.

Total waktu yang saya habiskan di puskesmas sekitar 1 jam saja. Setelah menerima obat saya tidak ditagih biaya apapun. Yayy! Pemasangan IUD di rumah sakit harganya sekitar Rp500.000, lumayan ya bisa menghemat segitu banyak. ^^

Oh iya, saya tinggal di Tangerang Selatan. Layanan KB gratis ini tersedia di daerah permukiman saya tinggal. Saya kurang tahu apakah layanan yang sama tersedia di tempat lain. Supaya jelas bisa cek ke puskesmas terdekat, ya.

Selain di puskesmas, saya sempat baca kalau BPJS menyediakan layanan KB secara gratis pula. Sayangnya, minggu lalu saat memastikan hal itu ke klinik tempat saya mendaftar layanan kesehatan tingkat pertama, petugasnya bilang KB tidak ditanggung. Karena informasi di BPJS masih simpang siur, saya memilih menjajal layanan puskesmas dan terpuaskan dengan sukses!

Tulisan ini sudah tayang di Atemalem

Berita terkait

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

13 hari lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

13 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

20 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

25 hari lalu

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.

Baca Selengkapnya

5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

30 hari lalu

5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

Tes kesehatan pra-nikah adalah langkah proaktif yang dapat membantu membangun dasar yang kuat untuk pernikahan yang sehat dan bahagia.

Baca Selengkapnya

Atap Puskesmas Jaten 1 Karanganyar Ambrol Akibat Hujan Deras, Layanan Rawan Jalan Terganggu

6 Maret 2024

Atap Puskesmas Jaten 1 Karanganyar Ambrol Akibat Hujan Deras, Layanan Rawan Jalan Terganggu

Atap bangunan unit layanan rawat jalan Puskesmas Jaten 1, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ambrol usai diterpa hujan deras

Baca Selengkapnya

25 Puskesmas di DKI Jakarta Siap Layani Caleg Stres yang Kalah Pemilu 2024

14 Februari 2024

25 Puskesmas di DKI Jakarta Siap Layani Caleg Stres yang Kalah Pemilu 2024

Dinkes DKI mengimbau para caleg yang kalah di Pemilu 2024 agar mencari bantuan profesional jika stres.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Pil, Kenali 7 Jenis Alat Kontrasepsi KB

7 Februari 2024

Bukan Hanya Pil, Kenali 7 Jenis Alat Kontrasepsi KB

Alat kontrasepsi atau pencegah kehamilan beragam jenisnya, berikut adalah 7 di antaranya.

Baca Selengkapnya

Satgas Damai Cartenz Bantah Klaim Jubir KKB OPM Ihwal 2 Kampung Dibakar oleh TNI-Polri

6 Februari 2024

Satgas Damai Cartenz Bantah Klaim Jubir KKB OPM Ihwal 2 Kampung Dibakar oleh TNI-Polri

Kasatgas Humas Damai Cartenz menyebutkan klaim KKB OPM soal pembakaran kampung merupakan propaganda.

Baca Selengkapnya

KKB OPM Bakar Puskesmas Omukia Kabupaten Puncak Papua, TNI-Polri Tangkap 3 Pelaku

4 Februari 2024

KKB OPM Bakar Puskesmas Omukia Kabupaten Puncak Papua, TNI-Polri Tangkap 3 Pelaku

Menurutnya, pembakaran Puskesmas terjadi saat personel aparat TNI-Polri sedang patroli gabungan di Distrik Omukia, Papua, pada Sabtu, 3 Februari 2024.

Baca Selengkapnya