Thailand Jadi Negara Pertama yang Kenalkan Rokok Polos di Asia

Jumat, 4 Januari 2019 11:46 WIB

Pria merokok di tempat makan di Johor Bahru, Malaysia. (Bernama)

TEMPO.CO, Jakarta - Thailand menjadi negara pertama di Asia yang memperkenalkan kemasan rokok polos pada Senin, 17 Desember 2018. Langkah pengendalian tembakau yang lebih kuat, telah diadopsi oleh Thailand sebagai negara berpenghasilan rendah dan menengah pertama, yang mengadopsi kemasan rokok polos (plain packaging).

Langkah berani Thailand melawan rokok, yang diketahui sebagai penyebab paling penting dari kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia, patut dihargai dan mencerminkan upaya serius negara dalam mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan rakyat. Dr. Poonam Khetrapal Singh, Direktur WHO Regional Asia Tenggara mengucapkan selamat kepada Thailand atas undang-undang kemasan rokok polos yang telah disahkan. UU kemasan rokok polos adalah upaya terbaru pemerintah Thailand, setelah UU Pengendalian Tembakau tahun 2017 yang memberlakukan batasan 20 tahun, sebagai usia minimum untuk membeli rokok, larangan penjualan rokok eceran, larangan iklan, promosi dan sponsor oleh industri rokok.

Aturan kemasan rokok polos melarang penggunaan logo, warna, gambar merek atau informasi promosi pada kemasan, selain nama merek dan nama produk yang ditampilkan dalam warna dan huruf atau gaya font standar. Kemasan polos adalah kebijakan berbasis bukti yang diadvokasi oleh Konvensi Kerangka WHO tentang Pengendalian Tembakau (FCTC), sebuah perjanjian hukum yang bertujuan untuk melindungi generasi sekarang dan masa depan, terhadap dampak kesehatan dan sosial ekonomi yang merusak, dari penggunaan tembakau.

Advertising
Advertising

Sesuai undang-undang baru Thailand, pada September 2019 kelak semua rokok akan memiliki kemasan polos. Thailand juga sudah memiliki peringatan kesehatan bergambar atau grafis, yang meliputi 85% area kemasan rokok. Aturan kemasan polos tersebut adalah bagian dari program pengendalian rokok dengan target perokok saat ini dan calon perokok baru.

Prevalensi penggunaan tembakau cukup tinggi di Thailand dengan 11 juta perokok, yaitu diperkirakan satu dari setiap lima orang dewasa Thailand adalah perokok atau hampir 50% pria dalam kelompok usia 35-54 tahun. Sebaliknya, hal yang menjadi perhatian negara adalah penggunaan rokok yang terus menerus tinggi di kalangan pemuda, yaitu satu dari setiap enam pemuda Thailand dalam kelompok usia 13-17 tahun adalah perokok.

Secara global, rokok berhubungan dengan kematian lebih dari tujuh juta orang setiap tahun, yaitu hingga separoh dari penggunanya. Penggunaan tembakau merupakan faktor risiko utama untuk penyakit tidak menular utama, seperti serangan jantung, stroke, kanker, penyakit pernapasan kronis dan diabetes.

Penyakit tidak menular mencakup lebih dari 70% dari semua kematian di Thailand. Menekan jumlah perokok penting untuk membalikkan epidemi penyakit tak menular yang sedang berkembang, dan menjadi program prioritas utama otoritas kesehatan di berbagai negara. Negara seharusnya berada di garis terdepan dalam perang melawan rokok.

Tulisan ini sudah tayang di Dokterwikan

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

2 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

12 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

16 jam lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

18 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya