Nikmatnya Makan Beralaskan Daun Pisang

Rabu, 23 Januari 2019 12:43 WIB

Blogger Indonesiana dan Tempo Institute mengikuti Jambore Petualang Indonesia 2019. Mereka mengadakan camping dan makan bersama hanya menggunakan alas dari yang ada. Foto: Martin Rambe/istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga daun pisang terbentang di samping tenda. Satu menindih dua yang lain. Melapis. Kami, 12 orang, mengelilinginya. Duduk bersila. Menyantap makanan yang terhidang di atasnya. Kami saling bersenda gurau.

Itu adalah makan malam pertama kami pada acara Jambore Jejak Petualang Community Indonesia 2019. Sekaligus makan malam yang membawaku ke masa lalu. Bernostalgia.

Sebagai anak petani, makan beralaskan daun, itu hal biasa. Dulu, ketika sekolah dasar. Hampir setiap hari. Karena tiap pulang sekolah, wajib pergi ke ladang membantu orang tua.

Di ladang, makan beralaskan daun itu hal paling mudah dan efisien. Tidak perlu mencucinya setelah makan, seperti menggunakan piring. Usai makan, tinggal buang ke bak sampah. Daun-daun itu akan membusuk. Lalu menjadi pupuk kompos.

Banyak daun yang biasa dijadikan alas makan. Jenis daun yang lebar terutama.

Advertising
Advertising

Misalnya, daun dari jenis keladi. Karena ukurannya yang besar, daun ini disebut juga daun kuping gajah. Tanaman ini banyak tumbuh di rawa atau tanah berair. Sehingga biasa dipakai ketika di sawah.

Daun jati juga kadang dipakai, jika daun yang lebih lebar tidak ada. Karena ukurannya yang tidak terlalu besar, biasanya daun ini dilapis, dua sampai tiga lapis dengan posisi melebar.

Daun pisang adalah yang umum. Karena bentuknya memanjang, daun ini bisa dipotong-potong sesuai kebutuhan jumlah orang yang mau makan.

Bisa juga tidak dipotong. Makanan langsung ditaruh di atas daun memanjang mengikuti panjang daun, lalu yang mau makan duduk mengelilinginya. Terus bersantap ria. Seperti makan malam pertama kami di acara jambore yang menghadirkan 150 anggota komunitas jejak petualang se-Indonesia di eks lapangan golf Cibodas, Jawa Barat itu.

Hidangan makan malam itu sederhana saja. Nasi putih yang dimasak seadanya–matang berkerak–, sarden kaleng yang dihangatin, chicken nugget, sosis, dan indomie rebus.

Ditambah candaan di setiap suapan. Menceritakan kebodohan sendiri. “Aku kok bodoh ya selalu mau mentraktir kalian makan,” kata Istiqomatul Hayati, salah satu teman yang ikut makan. Bunda, begitu aku sering memanggilnya, adalah teman kantor kami yang memang suka mengajak kami makan. Dan seringkali ajakan makan ini bertujuan agar dia punya teman bergosip. Siapa yang tidak mau ditraktir makan? Apalagi imbalannya cuma bergosip ria. Haha…

Gigi mengunyah. Mulut terbuka lebar tertawa lepas.

Perut kenyang. Jiwa senang.

Makan malam itu membersitkan rindu pada keluarga.

Tapi itu makan malam yang nikmat. Coba sesekali, makan bersama hanya beralaskan daun pisang.

Tulisan ini sudah tayang di Martinrambe

Berita terkait

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

11 jam lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

2 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

3 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

3 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

3 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

4 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

5 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

5 hari lalu

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

7 hari lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya