Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belajar dari 9 Kebiasaan Positif Penduduk Jepang

image-gnews
Orang-orang membawa kuil portabel, Mikoshi, di Kuil Senso-ji selama festival Sanja di distrik Asakusa di Tokyo, Jepang, 20 Mei 2018. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Orang-orang membawa kuil portabel, Mikoshi, di Kuil Senso-ji selama festival Sanja di distrik Asakusa di Tokyo, Jepang, 20 Mei 2018. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak pelajaran berharga yang saya ambil dari mengamati kebiasaan penduduk Jepang. Karakter warga di salah satu negara maju di Asia ini memang patut kita tiru. Berikut ini sembilan karakter orang Jepang yang membuat saya terpukau.

Pertama, pekerja keras. Mereka bekerja di atas delapan jam. Bahkan, saat libur, mereka masih melakukannya. Ini bukan soal jumlah jam kerjanya saja, tapi juga produktivitas dan efisiensi yang memang luar biasa.

Kedua, segalanya serba cepat. Jalan kaki cepat, makan juga cepat. Bahkan tidak sempat untuk duduk. Jangan heran, banyak restoran pinggir jalan yang hanya menyediakan meja panjang tanpa kursi. Namun, kalau makan-minum sambil jalan, itu perbuatan tidak sopan. 

Ketiga, budaya antre yang luar biasa. Jumlah penduduk di Kota Tokyo saja bisa mencapai 35 juta. Mau melakukan aktivitas apa pun, mereka pasti antre. Tidak ada satu pun orang yang berani masuk antrean sembarangan. Kalau ada yang seperti itu, mungkin bukan orang Jepang. Malu, dong.

Keempat, enggak enakan. Kalau kalian melakukan kesalahan, mereka pasti mengingatkan secara halus. Lalu diikuti dengan wajah penuh senyuman sambil menyilangkan tangan di dada, tanda mengingatkan. Tidak ada yang menggelengkan kepala atau menegur dengan berteriak. Sungguh sangat ramah kepada wisatawan.

Kelima, mandiri. Semua serba sendiri. Mereka paling anti menggantungkan diri kepada orang lain. Apalagi soal keuangan. Ini sudah diajarkan sejak dini. Biasanya, murid-murid di Jepang sudah bisa mencari uang saku sendiri dan malu meminta kepada orang tua. Dalam kondisi darurat, mereka akan meminjam dan berjanji akan mengembalikannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keenam, tidak suka membuang waktu. Mereka anti dengan kegiatan nongkrong berjam-jam dan membicarakan hal yang tidak ada hubungannya dengan mereka. Di hampir semua restoran dan kafe, tidak tersedia terminal untuk mengisi baterai ponsel karena tempat makan memang hanya untuk makan.

Ketujuh, hidup hemat. Mereka hampir tidak pernah terlihat membawa banyak barang saat berjalan kaki meski sedang berada di shopping center. Juga tidak ada yang membawa barang di kereta atau transportasi umum. Mereka hanya berbelanja kebutuhan yang diperlukan. Kalau belanja banyak, sudah pasti mereka menggunakan kendaraan pribadi atau taksi karena takut mengganggu penumpang lain di transportasi umum.

Kedelapan, ramah dan ikhlas kepada semua orang. Di balik serius dan dinginnya mereka saat ditemui di jalan, orang Jepang bisa menjadi hangat kalau sudah kita sapa. Jika kita minta bantuan pun pasti ditolong. Mereka tidak segan menolong orang yang tidak dikenal jika memiliki waktu luang.

Kesembilan, sopan dalam berperilaku. Kalau kita salah, mereka akan menegur dengan sangat sopan. Dalam beberapa kejadian, justru mereka mengucapkan maaf walau kita yang melakukan kesalahan. Kalau mereka salah, pasti meminta maaf berulang kali hingga membungkukkan badan.

Artikel ini telah terbit di katawijaya.blogspot.com.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Negara yang Menerapkan Cuti Ayah, Pegawai Tetap Dapat Gaji

2 jam lalu

Ilustrasi melahirkan. Freepik.com/
6 Negara yang Menerapkan Cuti Ayah, Pegawai Tetap Dapat Gaji

Pemberian cuti ayah saat istri pegawai melahirkan telah diterapkan di beberapa negara.


Pemerintah Jepang Perluas Cakupan Beasiswa untuk Mahasiwa Asing mulai April 2024

1 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
Pemerintah Jepang Perluas Cakupan Beasiswa untuk Mahasiwa Asing mulai April 2024

Pemerintah Jepang berencana memperluas cakupan mahasiswa asing yang dapat menerima beasiswa mulai April 2024.


Sebelum Traveling ke Jepang, Ketahui Tiga Aturan Baru untuk Wisatawan

3 hari lalu

Kuil Kinkakuji, Kyoto, Jepang (Pixabay)
Sebelum Traveling ke Jepang, Ketahui Tiga Aturan Baru untuk Wisatawan

Dari aturan untuk ke Gunung Fuji hingga visa digital nomad, inilah aturan baru yang terapkan Jepang untuk pariwisatanya.


Tahukah TOA Bukan Nama Benda, Lantas dari Mana Asal Sebutan untuk Pengeras Suara Ini?

6 hari lalu

Ilustrasi toa masjid. Twitter
Tahukah TOA Bukan Nama Benda, Lantas dari Mana Asal Sebutan untuk Pengeras Suara Ini?

Aturan penggunaan pengeras suara alias Toa di masjid dan musala kembali menjadi perhatian hari-hari ini. Tahukah asal nama TOA ini?


Dampak Overtourism, Osaka Berencana Berlakukan Tiket Masuk untuk Turis Asing

6 hari lalu

MenaranTsutenkaku di Osaka, Jepang. Dok. ana.co.jp
Dampak Overtourism, Osaka Berencana Berlakukan Tiket Masuk untuk Turis Asing

Dana yang dikumpulkan akan digunakan untuk mendanai langkah-langkah melawan overtourism dan menjaga kebersihan jalanan di Osaka Jepang.


WNA Jepang Yusuke Yamazaki Buronan Interpol Sempat Bekerja di Jakarta Sejak 2021

7 hari lalu

Warga Negara Jepang, Yusuke Yamazaki, saat digiring dalam konferensi pers di Kantor Imigrasi Batam, Selasa, 12 Maret 2024. Yamazaki menjadi buronan Kepolisian Jepang sejak 2020 karena diduga melakukan penipuan. Foto: TEMPO/Yogi Eka Sahputra
WNA Jepang Yusuke Yamazaki Buronan Interpol Sempat Bekerja di Jakarta Sejak 2021

Yusuke Yamazaki merupakan buronan yang sedang dicari Kepolisian Jepang sejak 2020 dan masuk daftar buronan interpol pada 2023


Ditangkap di Batam, Buronan Interpol Yusuke Yamazaki Dideportasi ke Jepang Hari Ini

7 hari lalu

Warga Negara Jepang, Yasuke Yamazaki, yang masuk dalam daftar buronan Interpol, ditangkap saat hendak menyebrang ke Malaysia. Penangkapan dilakukan pada 31 Januari 2024 oleh Satpolairud Polresta Barelang di perairan Pulau Bulan Kecamatan Bulang Kota Batam. Foto: ANTARA/Holdan Parlaungan/Chairul Fajri/Nusantara Mulkan
Ditangkap di Batam, Buronan Interpol Yusuke Yamazaki Dideportasi ke Jepang Hari Ini

Yusuke Yamazaki ditangkap di Batam saat hendak menyebrang ke Malaysia. Ia merupakan buronan polisi Jepang atas dugaan kasus penipuan


Kelahiran Putri Sukarno-Ratna Sari Dewi Tepat Setahun Setelah Supersemar, Ini Profil Karina Kartika Soekarno

7 hari lalu

Karina Kartika Sari Dewi Soekarno. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Kelahiran Putri Sukarno-Ratna Sari Dewi Tepat Setahun Setelah Supersemar, Ini Profil Karina Kartika Soekarno

Tepat setahun peristiwa Supersemar, anak Sukarno-Ratna Sari Dewi di Prancis. Ia diberi nama Karina Kartika Soekarno, ini profilnya.


Tren Kafe di Tokyo, Menikmati Minuman Ditemani Kapibara

7 hari lalu

Cafe Capybay di Tokyo, Jepang, memungkinkan para  pengunjung menikmati teh dan kopi ditemani dua kapibara. Instagram.com/@cafe_capyba
Tren Kafe di Tokyo, Menikmati Minuman Ditemani Kapibara

Di Tokyo, Jepang, kafe yang menawarkan pengalaman khusus dengan kapibara sedang diminati


4 WNI di Jepang Ditangkap Kepolisian Isesaki

8 hari lalu

ilustrasi penjara
4 WNI di Jepang Ditangkap Kepolisian Isesaki

Kepolisian Isesaki menahan empat WNI, di mana satu WNI berstatus legal dan tiga WNI lainnya berstatus overstay.