TEMPO.CO, Jakarta - Di pesawat yang membawa saya dari Dubai ke Jakarta, perhatian saya tertuju kepada majalah maskapai. Dan ketika menemukan sebuah artikel tentang traveling, saya membatin “kapan ya tulisanku bisa masuk majalah kaya gini? Ah…tapi ini pasti tulisan-tulisan travel blogger senior. but i wish i have at least one chance…” lalu saya lanjut ke halaman berikutnya.
Tiga bulan kemudian, seorang editor dari majalah maskapai penerbangan ternama menghubungi saya, katanya dia menemukan saya lewat blog saya, lalu saya ditawari menulis tentang Kota Salatiga. Lalu beberapa minggu kemudian, terbitlah tulisan saya di majalah ini.
Untuk beberapa orang, artikel di majalah mungkin bukanlah hal yang istimewa. Tapi buat saya, ini adalah sesuatu yang benar-benar “oh my god…i write an article in magazine. i used to write fiction and now i write an article. i really write article in real magazine” Bagi saya, seorang blogger (paruh waktu) yang sering menulis tentang traveling, ini adalah sebuah pencapaian. Yang bikin tambah bahagia, editor juga memakai sembilan foto hasil jepretan saya sebagai pendukung artikel.
Selain senang karena pencapaian pribadi, ada sedikit rasa bangga juga bisa mempromosikan kota tempat saya tinggal lewat majalah ini. Colours Magazine Middle East ada di pesawat jurusan Timur Tengah. Tulisan saya ini terbit untuk edisi Januari – Maret 2019. Kota Salatiga memang kota sederhana di tengah keragaman. Oya, judul artikel “Kesederhanaan di Tengah Keragaman” ini yang pertama saya propose ke editor, dan langsung diterima tanpa revisi. Tulisan saya juga tidak terlalu banyak revisi, editornya hanya sekali minta ditambah keterangan tentang Sambal Tumpang dan Kopeng.
Jadi, kamu kapan ke Kota Salatiga? Merasakan kesederhanaan di tengah keragaman, meredam suara-suara riuh di kepala dengan kedamaian yang kau dapatkan di tengah heningnya pagi yang hijau seperti ini.
Tulisan ini sudah tayang di Yessigreena