TEMPO.CO, Jakarta - Ketika traveling ke Jepang, kemungkinan besar Anda akan mengunjungi Tokyo—kota yang serba cepat, kawaii, modern, dan canggih. Namun, di mana Anda harus pergi untuk menemukan tempat-tempat lucu dan Instagrammable? Apa yang akan Anda temukan di sana?
Berikut adalah beberapa area yang paling populer di kota yang saya kunjungi. Barangkali Anda (dan semua orang yang mengunjungi Jepang) juga akan ke sana.
1. AsakusaNakamise terdapat di dekat kuil Asakusa di Tokyo. Kawasan adalah salah satu jalan perbelanjaan tertua di jepang dimana terdapat mainan tradisional Jepang, kue, dan suvenir lainnya. TEMPO/Ferdhinand Akbar
Asakusa adalah area pusat kota tradisional di dekat Sungai Sumida. Di sini Anda dapat menemukan Kuil Senso-ji. Tokyo Skytree terletak tidak jauh dari daerah ini. Tempat ini terkenal karena Senso-ji merupakan sebuah kuil Buddha.
2. HarajukuSera (kanan) dan Riri berpakaian bergaya Lolita yang dipengaruhi oleh gaya Victoria, berjalan ke daerah perbelanjaan Harajuku di Tokyo, Jepang pada 15 Maret 2018. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Ketika mendengar Harajuku, hal yang paling Anda ingat mungkin adalah kawaii. Harajuku adalah ibu kota kawaii di Jepang, pusat budaya bagi remaja, dan pusat gaya busana Jepang yang paling ekstrem. Hal yang paling menonjol di sini adalah Takeshita Dori (Jalan Takeshita). Jalan itu sangat padat dan dipenuhi toko-toko pakaian dan penjaja makanan.
Panjang jalan ini sekitar 400 meter dan memiliki beberapa sisi jalan kecil yang juga dipenuhi dengan toko. Di sudut jalan, ada Omotesando, sebuah jalan dengan toko-toko yang lebih besar (dan lebih mewah). (Saya pikir, saya pertama kali mendengar tentang Harajuku dari lagu Gwen Stefani, Harajuku Girls).
Tidak hanya toko-toko, di daerah Harajuku ada juga beberapa situs keagamaan. Nah, yang paling terkenal adalah Kuil Meiji dan Kuil Togo.
Kuil Togo terletak di dekat persimpangan Jalan Takeshita dan Meiji Avenue. Kuil ini dibangun pada 1940. Sangat lucu betapa ramai dan penuhnya orang-orang di Jalan Takeshita dan betapa tenangnya Kuil Togo.
Ada taman dan kolam yang indah tidak jauh dari kuil. Benar-benar tidak terasa sedang berada di area yang ramai. Kawasan ini tersembunyi. Bahkan saya melihat hampir tidak ada seorang pun di sini.
Sekarang, salah satu landmark terkenal di Harajuku adalah stasiun. Stasiun Harajuku dibangun pada 1924 dan diyakini sebagai bangunan stasiun kayu tertua di Tokyo.
Shinjuku terkenal sebagai stasiun kereta api tersibuk di dunia. Ada beberapa toko serba ada di daerah ini: Isetan, Takashimaya, Odakyu, dan Keio. Tak seperti di Jakarta, yang sebagian besar pusat perbelanjaan tutup pukul 22.00, toko di Shinjuku tutup sekitar pukul 20.30. Jadi, jika Anda ingin berbelanja di sini, ingat saja mereka biasanya tutup sekitar pukul 20.00-20.30.
Park Hyatt juga berada di area ini. Park Hyatt ditampilkan dalam film Lost in Translation, film nominasi Oscar oleh Sofia Coppola yang dibintangi oleh Scarlett Johansson. Selain itu, taman Shinjuku Gyoen bisa juga dijumpai di daerah ini. Tetapi saya tidak pergi ke sana. Mungkin lain kali.
3. ShibuyaTiga pemuda berjalan dengan melihat ponselnya saat bermain Pokemon GO di tengah jalan raya di distrik Shibuyam, Jepang, 21 Juli 2016. Jepang menjadi negara pertama di Asia yang secara resmi dapat mengundung aplikasi game tersebut. REUTERS
Shibuya adalah tempat Anda dapat menemukan patung Hachiko. Shibuya terkenal dengan persimpangan besar di depan pintu keluar Hachiko di stasiun. Selama sekitar satu menit, semua mobil berhenti agar lautan manusia dapat menyeberang jalan dari setiap sudut area. Area penyeberangan ini telah ditampilkan dalam film-film, seperti Lost in Translation, Resident Evil: Afterlife, dan The Fast and the Furious: Tokyo Drift.
Orang-orang mengatakan bahwa Starbucks lantai dua Shibuya Tsutaya ini titik terbaik untuk melihat persimpangan tersebut. Tapi saya menemukan titik pandang yang terlalu rendah di sana. Saya menemukan pemandangan lebih baik dari koridor jembatan yang menghubungkan Stasiun Shibuya dengan Shibuya Mark City. Shibuya juga menjadi pusat mode dan budaya remaja.
Artikel ini telah terbit di Curiousgirljournal