Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengintip Kesamaan Budaya Masyarakat Adat Suku Boti dengan Baduy

image-gnews
Suku Boti di Provinsi Nusa Tenggara Timur dikenal menolak modernisasi. Mereka mempertahankan adat istiadat dengan teguh.
Suku Boti di Provinsi Nusa Tenggara Timur dikenal menolak modernisasi. Mereka mempertahankan adat istiadat dengan teguh.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat adat masih banyak yang mempertahankan tradisi mereka. Suku Baduy di Banten misalnya. Meski digempur modernisasi di sekitarnya, tanah adat di sana terlarang segala yang modern masuk mempengaruhi masyarakat adat setempat. 

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, aku juga menjumpai masyarakat adat yang menolak modernisasi. Mereka teguh mempertahankan tradisi mereka.  

Suku Boti. Ke sanalah aku hari ini. Tanpa rencana. Pertama kali mendengarnya dua tahun lalu waktu pertama kali ke Kupang. Singgah di salah satu toko kain tenun, tertarik dengan salah satu motif. Eh, ternyata motif itu dari Boti.

Konon katanya suku Boti adalah suku paling menolak modernisasi di Nusa Tenggara Timur. Lokasinya katanya sangat terpencil, dan belum dialiri listrik. Katanya mistis masih sangat kuat. Yang paling dipercayai semua orang: makanan akan tiba-tiba muncul apabila kita bertamu. Oh ya, satu lagi: katanya kalau siapa pun yang akan datang ke sana, Bapa Raja akan tahu siapa yang akan datang, berapa orang, apakah orang baik atau jahat, dan kapan akan datang.

Aku akan ceritakan apa yang terjadi tadi.

Pertama, lokasinya memang jauh. Berada di Kecamatan Ki’e, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Sekitar hampir tiga jam dari Kota Soe, atau enam jam dari Kupang. Jalanan bukan terisolasi, tapi memang akses yang masih sangat buruk. Jalan masih batuan sertu dan tanah liat.

Kedua, suku Boti adalah penghayat kepercayaan Uis Neno Ma Uis Pah. Seperti Parmalim di Sumatera Utara, Sunda Wiwitan di Jawa Barat, dan Marapu di Sumba.

Ketiga, lokasi Suku Boti tinggal belum dialiri listrik, kecuali genset yang ada di rumah Bapa Raja. Rumah Bapa Raja sendiri yang sudah berlantai keramik dan berdinding kayu. Masyarakat lainnya tinggal di Rumah Bulat, rumah adat di NTT. Selain listrik, masyarakat juga sudah memakai baju, dan bawahan adalah kain tenun. Mahal ya pakaian sehari-hari mereka 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keempat, makanan dan minuman yang tiba-tiba muncul itu kayaknya fiksi. Tadi kami disuguhi kopi, jagung bunga (popcorn tradisional), dan pisang goreng (tanpa tepung ya!). Kopinya memang masih panas, tapi jagung bunga dan pisang sudah dingin. Artinya gak ada yang tiba-tiba muncul ya gaes! Ada banyak mama-mama yang menyediakannya.

Kelima, Bapa Raja (mungkin) tidak tahu kami akan datang. Karena kami awalnya memang tidak berencana ke sana. Juga Bapa Raja sedang tidak berada di rumah saat kami tiba.

Di luar itu semua, hal menariknya adalah mereka memang masih memegang teguh adat istiadat. Ada aturan yang tak tertulis, juga hal-hal yang tak bisa diperbincangkan bebas.

Misalnya, laki-laki tidak diperbolehkan memotong rambut. Kalau anak lebih dari dua, maka salah satunya tidak akan bersekolah untuk menghindari ilmu pengetahuan yang mengkontaminasi kebudayaan. Jumlah Bapa Raja sebelumnya yang diketahui hanya empat generasi, selebihnya tidak bisa dibahas. Ada loppo (pondok) yang khusus diperuntukkan bagi Bapa Raja. Suku Boti mengenal sembilan hari dalam seminggu, dan hari kesembilan adalah hari beristirahat.

Mari berkunjung ke Suku Boti!

Tulisan ini sudah tayang di Gustersihombing

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Bumi 22 April, Ford Foundation Ingatkan Soal Keadilan Tata Kelola Tanah Adat

3 hari lalu

Aktivis lingkungan membentangkan poster saat aksi Hari Bumi di kawasan Dago Cikapayang, Bandung, Jawa Barat, 22 April 2024. Para aktivis lingkungan hidup dari Orang Muda Berkoalisi berkampanye sampah plastik dengan tema Bumi Pasundan Bebas Plastik Polutan. TEMPO/Prima mulia
Hari Bumi 22 April, Ford Foundation Ingatkan Soal Keadilan Tata Kelola Tanah Adat

Ford Foundation menilai Hari Bumi bisa menjadi momentum untuk mengingatkan pentingnya peran komunitas adat untuk alam.


Ketua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari

28 hari lalu

Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Gerak Tutup TPL melakukan aksi di depan Kementerian Koordiator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Rabu, 24 November 2021. Aksi tersebut menyampaikan tuntutan agar Kemenko Kemaritiman dan Investasi mencabut izin konsesi PT Toba Pulp Lestari (PT TPL) dari wilayah adat serta menghentikan kriminalisasi kepada masyarakat adat Tano Batak. TEMPO/Muhammad Hidayat
Ketua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari

Sorbatua Siallagan gencar melawan upaya pencaplokan Toba Pulp Lestari. Ia dilaporkan karena menduduki kawasan hutan di area konsesi PT TPL.


Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

30 hari lalu

Uni Eropa menegaskan keinginan menolak komoditas yang dihasilkan dengan membabat hutan dan merusak lingkungan
Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.


Ombudsman Minta OIKN Hati-hati di Pembebasan Lahan Warga Kawasan IKN

32 hari lalu

Pj Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur Makmur Marbun bersama Forkopimda saat berdialog dengan sembilan tersangka yang telah ditangguhlan penahanannya. Foto: ANTARA/HO-dokumen Humas Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara
Ombudsman Minta OIKN Hati-hati di Pembebasan Lahan Warga Kawasan IKN

Ombudsman meminta Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) hati-hati dalam pembebasan lahan warga di kawasan IKN.


Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

33 hari lalu

Kondisi terkini Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie di Palu, Sulawesi Tengah, yang terdampak gempa dan tsunami. Pagi ini, Rabu, 10 Oktober 2018, bandara itu sudah beroperasi kembali dan didarati pesaeat komersial. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

Dalam waktu dekat Presiden Jokowi bakal meresmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, setelah direkonstrasi usai terdampak Gempa Palu pada 2018.


Reaksi DPR hingga Amnesty International Soal Rencana Penggusuran Warga Pemaluan demi IKN

37 hari lalu

Pemandangan umum pembangunan bendungan Intake Sepaku, yang akan memasok air bersih untuk ibu kota baru Indonesia yang diproyeksikan Ibu Kota Negara Nusantara, di Sepaku, provinsi Kalimantan Timur, 6 Maret 2023. Masyarakat Adat Balik Menolak Penggusuran Situs-Situs Sejarah Leluhur, Menolak Program Penggusuran Kampung di IKN dan Menolak Relokasi. REUTERS/Willy Kurniawan
Reaksi DPR hingga Amnesty International Soal Rencana Penggusuran Warga Pemaluan demi IKN

Anggota DPR mengingatkan jangan sampai IKN membuat warga setempat jadi seperti masyarakat adat di negara lain yang terpinggirkan.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

37 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.


Pakar Sosiologi Unair Tekankan Dialog Hukum Adat dan Negara untuk Selesaikan Konflik Masyarakat Adat-IKN

37 hari lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Pakar Sosiologi Unair Tekankan Dialog Hukum Adat dan Negara untuk Selesaikan Konflik Masyarakat Adat-IKN

Dialog, komitmen, dan simpati dari pihak IKN terhadap masyarakat lokal dinilai belum terwujud.


Anggota DPR: Masyarakat Adat di IKN Jangan Diperlakukan seperti Aborigin di Australia

38 hari lalu

Suasana rapat dengar pendapat Komisi II DPR RI dengan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan perkenalan Kepala Otorita IKN beserta jajarannya dan pemaparan progres pembangunan IKN. TEMPO/M Taufan Rengganis
Anggota DPR: Masyarakat Adat di IKN Jangan Diperlakukan seperti Aborigin di Australia

Anggota DPR mengatakan bahwa jangan sampai IKN membuat warga setempat menjadi seperti masyarakat adat di negara-negara lain yang terpinggirkan.


Soal Ultimatum Otorita IKN, Pakar Sebut Hukum Tak Melindungi Masyarakat Adat

38 hari lalu

Beginilah penampakan Ibu kota Nusantara di Indonesia nantinya bila semua pembangunan sudah selesai. (Foto: IKN)
Soal Ultimatum Otorita IKN, Pakar Sebut Hukum Tak Melindungi Masyarakat Adat

Pakar hukum Unair menyebut sejumlah kebijakan terbaru otorita IKN sebagai salah satu bukti hukum yang belum melindungi masyarakat adat.