Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belajar Kehidupan di Kota Purwokerto

image-gnews
Dukung Asian Games, PT KAI menghias Stasiun Purwokerto dengan pernak-pernik Asian Games, 15 Agustus 2018. ANTARA.
Dukung Asian Games, PT KAI menghias Stasiun Purwokerto dengan pernak-pernik Asian Games, 15 Agustus 2018. ANTARA.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak hal yang mau aku ceritakan tentang perjalanan ke Kota Purwokerto kemarin. Seperti liburanku pada umumnya, aku tak mau terikat waktu. Tidak harus bangun terlalu pagi untuk mengejar destinasi baru, juga tak tidur terlalu cepat.

Langsung aja ya. Lagi-lagi sangat bermanfaat tidak berekspektasi pada apa pun. Kejutan-kejutan baru sesungguhnya menanti. Orang-orang baru apalagi. Semua datang bersamaan.

Di sini semuanya berawal.

Kejutan pertama adalah: AKU DIJEMPUT! Dyah, staf mas Bangkit bertugas menjemputku. Sungguh kejutan luar biasa. Ada empat orang yang datang menjemput. Dyah, Primas, Mas Kris, dan Mas Teguh. Emang aku siapa harus dijemput segala? Untuk ini, tentu aku protes.

Kejutan kedua adalah: AKU DIINAPKAN DI HOTEL! Aku protes besar untuk ini. Kata mereka ini adalah standar layanan buat tamu. Aku padahal nggak merasa sebagai tamu. Karena besoknya nggak sempat check out, dua malamlah nginep di sana. Di Kota Purwokerto banyak hotel kok. Jadi kalau mau ke sana, gak ada saudara-pacar-kenalan-gebetan-apalagi simpanan jangan takut ya. Wkwkwk.

Kebanyakan protes, mas Bangkit menyerah dan bilang lakukan apa pun yang aku mau tapi HARUS NYAMAN. Dia kira aku anak kecil. Karena gak ada yang menawarkan diri untuk aku menginap di rumahnya (pengen gratisan banget yah!), akhirnya aku nyari di Airbnb. Ini juga penting banget. Banyak penginapan bagus dan murah. Juga host yang ramah dan baik hati. Hehehe.

Hari pertama, aku pergi ke Desa Rancamaya. Desa ini adalah penghasil gula kelapa. Di sana tinggal para penderes pohon kelapa. Beberapa juga mengolah nira menjadi gula. Ada dua jenis gula yang dihasilkan, gula cetak dan gula kristal.

 

Jangan sepele ya, produk yang mereka hasilkan pasarnya bukan kamu! Ya kamu! Pasarnya adalah daratan Eropa. Mereka telah bersertifikasi gula organik yang dibantu LPPSLH (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup) Purwokerto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aku sangat beruntung bisa melihat lebih tepatnya terlibat pembuatan gula kelapa. Kalau ditanya ibunya sih, Aku merepotkan mereka. Hehehe.  Ibu Surtina bilang, kunci dari pembuatan gula kelapa adalah keharmonisan rumah tangga. Itu bukan mitos, tapi memang terjadi. Nira bisa gagal diolah menjadi gula kalau hati tidak senang. Kegagalan ini selalu terjadi kalau mereka berantem. See, hati yang gembira adalah obat. Ternyata berlaku untuk semua hal.

Di rumah bu Surtina aku belajar membuat sapu lidi. Ini hal yang sama sekali baru. Semua pelepah tumbuhan palem bisa dibuat jadi sapu lidi. Intinya tulang pelepah itulah yang jadi lidi. Sampe pak Irwan (komandan koperasi gula kelapa) meledekku kalau dia bisa menyelesaikan lima lidi dengan waktu yang bersamaan aku hanya bisa membuat satu lidi.

Wadoh, ini baru cerita di satu tempat loh. Udah sepanjang ini. Semoga nggak bosan ya bacanya.

Di Kota Purwokerto ada banyak curug. Aku pergi ke salah satu curug yang dekat Batur Raden, puncaknya Kota Purwokerto. Banyak penginapan, juga taman nasional, hutan pinus, permandian air panas, dan arena bermain di sana. Lumayan dingin. Tapi gak sedingin Sidikalang, tempatku lahir.

Cerita selanjutnya disambung lagi ya.

Tulisan ini sudah tayang di Gustersihombing

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Hotel Terbaik di Dunia Versi TripAdvisor, Ada yang di Bali

14 jam lalu

Berikut ini daftar hotel terbaik di dunia yang bisa Anda kunjungi versi TripAdvisor. Dua di antaranya ada di Indonesia. Di daerah mana?Foto: TripAdvisor
10 Hotel Terbaik di Dunia Versi TripAdvisor, Ada yang di Bali

Berikut ini daftar hotel terbaik di dunia yang bisa Anda kunjungi versi TripAdvisor. Dua di antaranya ada di Indonesia. Di daerah mana?


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

1 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


10 Hotel Terbesar di Dunia, Ada yang Punya Lebih dari 7.000 Kamar

4 hari lalu

Ilustrasi hotel terbesar di dunia. Foto: Canva
10 Hotel Terbesar di Dunia, Ada yang Punya Lebih dari 7.000 Kamar

Berikut ini deretan hotel terbesar di dunia, didominasi oleh kompleks mewah di Las Vegas, Amerika Serikat. Kamarnya capai lebih dari 7.000.


Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

6 hari lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Adrien Olichon
Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.


Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

8 hari lalu

Pekerja mengemas gula pasir berukuran 1 kilogram di pasar Kramat Jati, Jakarta, Selasa, 14 November 2023. Harga gula naik ke level tertinggi dalam sejarah. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengungkapkan harga gula saat ini telah tembus Rp 17.000 per kilogram (kg). TEMPO/Tony Hartawan
Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Badan Pangan Nasional (Bapanas) merespons kenaikan harga gula di tingkat konsumen. Saat ini harga gula sudah jauh melampaui Harga Acuan Pemerintah (HAP) Rp 15.500 per kilogram. Karena itu, Bapanas menaikan HAP gula mulai 5 April 2024 menjadi Rp 17.500 per kilogram.


Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

9 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.


Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

9 hari lalu

Ilustrasi perempuan sedang berada di kamar hotel. Unsplash.com/Eunice Stahl
Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

Okupansi rata-rata hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini meleset dari target 90 persen, hanya berkisar 80-an persen.


Libur Lebaran Usai, PHRI Yogyakarta Langsung Garap Paket Wisata Syawalan Hotel

10 hari lalu

Hotel Tentrem Yogyakarta. Foto: IG @hoteltentremyogyakarta.
Libur Lebaran Usai, PHRI Yogyakarta Langsung Garap Paket Wisata Syawalan Hotel

Paket syawalan usai libur Lebaran ini diharapkan menjadi satu pengobat melesetnya target okupansi hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini.


Pentingnya Jaga Asupan Gula Anak di Libur Lebaran

11 hari lalu

Ilustrasi makanan manis (pixabay.com)
Pentingnya Jaga Asupan Gula Anak di Libur Lebaran

Dokter anak mengingatkan orang tua untuk mengawasi dan menjaga asupan gula anak saat libur Lebaran 2024.


Okupansi Hotel di Yogyakarta Meleset dari Target saat Libur Lebaran, Inikah Penyebabnya?

11 hari lalu

Ilustrasi interior hotel. Pixabay
Okupansi Hotel di Yogyakarta Meleset dari Target saat Libur Lebaran, Inikah Penyebabnya?

PHRI berharap tahun-tahun mendatang akan lebih banyak event untuk menjaring wisatawan datang ke Yogyakarta.