Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melihat Semangat Asian Games di Kampung Arab Palembang

image-gnews
Presiden Dewan Olimpiade Asia Syeikh Ahmad Al Fahad Al Sabah menyatakan penyelenggaraan Asian Games 2018 Jakarta - Palembang, Indonesia menorehkan sejumlah peristiwa sejarah baru bagi bangsa Asia.
Presiden Dewan Olimpiade Asia Syeikh Ahmad Al Fahad Al Sabah menyatakan penyelenggaraan Asian Games 2018 Jakarta - Palembang, Indonesia menorehkan sejumlah peristiwa sejarah baru bagi bangsa Asia.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sedari pagi mendung menyelimuti kota Palembang namun semangat Asian Games tetap berpendar di kota yang dilintasi sunga Musi. Umbul-umbul, spanduk, banner dan maskot pesta olahraga terbesar di Asia terlihat di seluruh penjuru kota.

Wajar jika masyarakat Palembang berbangga hati menjadi tuan rumah, apalagi gara-gara pesta olahraga ini mereka memiliki mode transportasi paling moderen se-Sumatra LRT (Light Rail Transit) yang membelah kota, mulai dari bandara Sultan Mahmud Badaruddin II sampai JSC (Jakabaring Sport Center).

Sayapun sebagai warga negara Indonesia  turut bangga, apalagi menyaksikan pembukaan Asian Games yang spektakuler hingga akhir pekan ini sengaja datang ke Palembang untuk menonton pertandingan olahraga. Mumpung ada di kota Palembang sebelum menonton perlombaan kayak di danau JSC saya jalan-jalan terlebih dahulu.

Menyeberang ke Kampung Arab

Semangat Asian Games tidak hanya terlihat di pusat kota tapi juga hingga ke kampung-kampung dan lorong-lorong. Salah satunya adalah Kampung Arab 13 Ulu yang berada di tepian sungai Musi. 

Dengan menumpang getek (perahu kecil) dari Dermaga BKB saya melintasi sungai Musi menuju kampung berusia ratusan tahun. Tak sulit menemukan kampung yang dikenal dengan bangunan tua bersejarah karena selain tulisan besar ada gapura bertemakan Asian Games. 

Sekilas kampung ini terlihat sepi namun berjalan terus hingga ke Rumah Kembar Laut terlihat kesibukan layaknya perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUTRI). Samar-samar terdengar hadroh dikumandangkan dengan pengeras suara. Para penjual jajanan sibuk bersiap di depan rumah menata meja dengan panganan khas Palembang seperti : tekwan, mpek-mpek, kapal selam dan celimpungan.

Anak-anak pun tak kalah heboh mereka berlarian ke tanah lapang sekolah Al Kautsar sembari membawa sarung. Karena penasaran saya percepat langkah saya menyusuri gang di antara rumah beratap limas. 

Memasuki pemukiman kampung saya semakin terkagum arsitektur rumah perpaduan gaya Eropa dan Arab. Di eranya pastilah rumah ini bukan milih orang sembarangan, minimal seorang saudagara atau orang berilmu yang memiliki selera tinggi seni yang tinggi. Hal ini sesuai catatan Belanda bahwa orang Arab di Palembang berasal dari keluarga Sayyid dan diyakini sebagai keturunan langsung pendiri agama Islam, mereka rata-rata sedari kecil sudah mampu membaca dan menulis. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sepak Bola Sarung

Langkah saya terhenti di lapangan dekat   Sekolah Al-Kautsar, pas di depan rumah batu. Anak-anak berusia 6 – 11 tahun riuh berkumpul di bawah tenda. Beberapa dari mereka sibuk mengejar bola lalu  yang lainnya menendang ke sana ke mari.

Dan semangat anak-anak itu semakin membumbung tak kala hadiah berbungkus kertas kopi coklat dihamparkan di meja kayu. Beberapa anak berlarian mendekat, mengamati hadiah yang akan diterima jika memenangkan pertandingan sepak bola.

Buset dah anak jaman now semangat kompetisinya sudah seperti atlet professional jaman now. Semangat mengejar materi sama besarnya dengan membela negara di gelanggang olahraga.

Seorang pria paruh bayah berjalan ke tengah lapangan tanpa banyak bicara memanggil anak-anak dengan pluit. Tak menunggu lama bocah-bocah bersarung berkumpul.

“Setiap grup limo uwong. Ketua grupnya kage maju ambil undian.” Nampaknya anak-anak ini sudah paham setiap kelompok terdiri dari lima orang berbaris. Setiap ketuanya mengambil undian.

“Grup siko samo duo yang beradu. Bersiap!” Anak-anak berhamburan menempati posisinya masing-masing dan ketika pluit ditiup bola kembali ditendang dan dikejar. Duh bola nasibmu apes banget.

Kelompok satu menang satu angka dari kelompok dua. Ya aksi saling serang di lapangan tak terelakan namun di babak ke dua taka ada satupun gol yang tercipta. Akhirnya kelompok satu yang menjadi jawara.

Eit! Pertandingan belum usai masih ada kelompok tiga dan empat yang siap berlaga. Partai ke dua memang lebih panas dibandingkan partai pertama, mungkin karena matahari sudah mulai terlihat dan mendung menggantung tersapu angin.

“Gol…!!!” Teriakan panjang menutup partandingan ke dua dengan manis.

Dengan setia saya menanti partai final tapi sepertinya saya harus bersabar karena anak-anak itu butuh istirahat. Sayapun ikut-ikutan istirahat sembari melahap semangkup tekwan dan beberapa potong mpek-mpek di kedai samping rumah batu.

Tulisan ini sudah tayang Dananwahyu

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

3 hari lalu

Ilustrasi perceraian. Shutterstock
Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

Angka permohonan perceraian di Pengadilan Agama Palembang usai Lebaran meningkat dibandingkan dengan grafik sebelumnya yang menurun saat Ramadan.


Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

7 hari lalu

Pada bagian atap Rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam. Jumlah tersebut melambangkan manusia dan Islam. TEMPO/Parliza Hendrawan
Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

Rumah Limas dibangun dengan perencanaan matang dan penuh dengan pesan moral dan filosofi yang dapat diambil hikmahnya. Salah satunya, di bagian atap rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam.


PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

7 hari lalu

Alat berat dikerahkan untuk menyelesaikan pengaspalan  Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) di Jejawi, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, 27 Maret 2024. Untuk memperlancar arus mudik 2024 serta meningkatkan kenyamanan pemudik, PT Waskita Sriwijaya Tol melakukan perbaikan di Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) dengan metode Scrapping Filling Overlay, Leveling, Patching dan ditargerkan selesai pada H-7 Idul Fitri 1445 H. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah melihat langsung progres konstruksi dan pernak-pernik permasalahan di Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung.


Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

8 hari lalu

Rumah Limas tampak depan. Rumah limas khas Palembang ini dibangun pada 1830. Saat ini rumah Limas menjadi koleksi Museum Balaputra Dewa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

Kedua rumah limas di Palembang ini pernah muncul di uang pecahan Rp10.000, dibangun tahun 1830-an.


Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

10 hari lalu

Destinasi wisata budaya tempo dulu di Bukit Siguntang, Palembang. Di dalam Bukit Siguntang terdapat diantara nya makam Putri Rambut Selako. TEMPO/Parliza Hendrawan
Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

Agar tak terlalu capai saat pulang mudik Lebaran bisa menepikan kendaraan untuk menikmati kuliner mengunjungi destinasi wisata


Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Palembang, Polisi Selidiki Dugaan Ada Motif Lain

10 hari lalu

Polisi usut kasus pembunuhan ibu dan anak di Palembang, Sumatera Selatan, Senin 15 April 2024. ANTARA/HO-Polrestabes Palembang
Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Palembang, Polisi Selidiki Dugaan Ada Motif Lain

Motif pembunuhan ibu dan anaknya itu diduga perampokan, namun tidak ada barang berharga yang hilang di rumah.


Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

11 hari lalu

Tanjak, penutup kepala khas Sumatra Selatan, karya Heri Sutanto atau Cek Eri bisa dipesan secara custom order. TEMPO/Parliza Hendrawan
Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

Tanjak, bersama songket, dikenal sebagai bagian tak terlepas dari pakaian adat Palembang yang berfungsi sebagai penutup kepala pria.


Libur Lebaran di Palembang, Penumpang LRT Sumsel Capai 188.481 Orang

12 hari lalu

Ilustrasi penumpang di LRT Sumsel. TEMPO/Parliza Hendrawan
Libur Lebaran di Palembang, Penumpang LRT Sumsel Capai 188.481 Orang

Jumlah penumpang LRT Sumsel naik selama masa libur Lebaran. Mencapai 188.481 orang.


Libur Lebaran di Ogan Komering Ilir, Sensasi Petik Buah Duku di Tepian Sungai Segonang Sukaraja

14 hari lalu

Jalan setapak menuju kebun duku milik warga di Desa Sukaraja, Pedamaran, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Hasil panen dijual untuk memenuhi pasar buah di Palembang hingga Jawa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Libur Lebaran di Ogan Komering Ilir, Sensasi Petik Buah Duku di Tepian Sungai Segonang Sukaraja

Lebaran di Ogan Komering Ilir bukan berpelesir biasa tapi pengalaman baru sembari panen dan petik langsung buah duku dari pohonnya.


Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Palembang-Betung Belum Difungsionalkan Meski Macet Panjang, PT Waskita Beri Penjelasan Ini

19 hari lalu

Pekerja dibantu alat berat menyelesaikan pengaspalan  Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) di Jejawi, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Rabu 27 Maret 2024. Untuk memperlancar arus mudik 2024 serta meningkatkan kenyamanan pemudik, PT Waskita Sriwijaya Tol melakukan perbaikan di Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) dengan metode Scrapping Filling Overlay, Leveling, Patching dan ditargerkan selesai pada H-7 Idul Fitri 1445 H. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Palembang-Betung Belum Difungsionalkan Meski Macet Panjang, PT Waskita Beri Penjelasan Ini

Hingga Ahad pagi, Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Palembang-Betung belum juga difunsionalkan.