Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Orang Tua Seharusnya Tak Membiasakan Diri Membentak Anak

image-gnews
Ilustrasi ayah, ibu, dan anak. shutterstock.com
Ilustrasi ayah, ibu, dan anak. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang tua yang belum memahami membentak dan berteriak kepada anak itu merupakan kekerasan verbal. Orang tua menganggap membentak dan berteriak itu hanya salah satu cara berkomunikasi kepada anak. Masih banyak orang tua yang melakukannya, termasuk saya.

Dari mulai membangunkan anak-anak di pagi hari, menyuruh mereka bersiap ke sekolah, tidak menaruh sepatu sembarangan ketika pulang sekolah, saat menyuruh mereka belajar, menyuruh mereka makan, hingga bersiap tidur. Hampir semua perintah itu kita berikan dengan nada tinggi, terutama saat mereka susah menuruti apa yang kita katakan.

Padahal, membentak dan berteriak berdampak sangat buruk pada anak. Hal itu bisa menurunkan kepercayaan diri mereka, hingga membuat mereka depresi. Sebuah kajian yang dimuat di Journal of Child Development pada 2014 menunjukkan bahwa efek yang ditimbulkan oleh bentakan sama merusaknya seperti efek hukuman fisik, yaitu meningkatkan kegelisahan, stres, depresi. Bahkan, bukannya mendisiplinkan anak, bentakan dan teriakan akan membuat anak justru punya masalah perilaku.

Tapi, mungkin kita membela diri: “Habis, bagaimana lagi, dikasih tahu baik-baik dan dengan suara lembut enggak mau nurut. Ya harus dibentak.” Saya juga terkadang punya pembelaan yang sama. Ketika merasa bersalah telah membentak anak, kalimat itu saya katakan kepada diri sendiri.

Alan Kazdin, seorang profesor psikologi dan psikiater anak di Yale University mengatakan bahwa bentakan dan teriakan itu tidak akan berhasil membuat anak disiplin. Bentakan dan teriakan hanya berguna untuk melepaskan kekesalan yang ada dalam dada orangtua. “Kalau tujuan membentak adalah untuk melepaskan emosi, ya itu efektif. Tapi, kalau untuk mendidik dan mendisiplinkan anak, berteriak dan membentak tak akan pernah berhasil,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu bagaimana harus mendisiplinkan mereka kalau tidak bisa dikasih tahu baik-baik? Kazdin punya Metode ABC (antecedents, behaviors,consequences). Antecedent adalah mempersiapkan anak sebelumnya, memberitahu mereka. Behavior adalah membentuk kebiasaan yang dicontohkan oleh orangtua. Yang terakhir adalah konsekuensi, yaitu memberi pujian kepada anak ketika mereka melakukan apa yang sesuai dengan yang kita inginkan.

Jadi, daripada marah-marah saat anak meletakkan tas dan sepatu sembarangan ketika pulang sekolah, sebaiknya memberitahu mereka baik-baik dan berkesan saat sebelum sekolah. Contohkan bagaimana meletakkan sepatu yang benar (oh, saya adalah contoh yang buruk dalam hal ini). Ketika pulang sekolah dan dia meletakkannya dengan benar, kasih pujian, peluk dia jika perlu.

Sayangnya, seringkali saat anak melakukan hal yang positif, kita menganggapnya wajar dan sudah seharusnya, jadi gak perlu dipuji dan diberi reward. Tapi, saat anak melenceng sedikit saja, orang tua memberi hukuman. Menurut Kazdin, manusia memang cenderung memperhatikan hal negatif. Tapi, bagi anak, ini adalah merupakan ketidakadilan. Nah, tentu orang tua perlu menata cara berkomunikasi kepada anak.

Tulisan ini sudah tayang di Almuslim

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

5 jam lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

12 jam lalu

Ilustrasi anak sulung perempuan. Shutterstock
3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.


Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

20 jam lalu

(dari kiri) Kim Kardashian dan anak sulungnya, North West. Foto: Instagram/@kimkardashian
Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.


Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

1 hari lalu

Ilustrasi anak sedang menggambar/UNICEF
Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.


Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

2 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berpikir. shutterstock.com
Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?


Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

2 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.


Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

4 hari lalu

Terdakwa kasus pemerasan dan gratifikasi di Kementerian Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri) mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin, 29 April 2024. SYL disangkakan dengan Pasal 12 huruf e dan 12B UU No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.


Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

4 hari lalu

Artis sekaligus tersangka penyalahgunaan narkotika Rio Reifan bersiap dipindahkan ke RSKO Cibubur, di kantor Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Rabu, 4 September 2019. TEMPO/Genta Shadra Ayubi
Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?


Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

7 hari lalu

Ilustrasi lansia bersama cucunya. shutterstock.com
Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

Psikolog mengingatkan kakek atau nenek memahami jenis-jenis pola asuh ketika mengasuh cucu. Apa saja yang perlu dilakukan?


Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

7 hari lalu

Ilustrasi laki-laki dan wanita berlari bersama. shutterstock.com
Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.