Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menonton Ngayogjazz 2018 di Pelosok Bantul

image-gnews
Dua seniman melakukan performace art sebagai patung pengamen dan petani bersepuh tembaga di perhelatan Ngayogjazz 2018 di Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Sabtu, 17 Nobember 2018. Tempo/PitoAgustin
Dua seniman melakukan performace art sebagai patung pengamen dan petani bersepuh tembaga di perhelatan Ngayogjazz 2018 di Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Sabtu, 17 Nobember 2018. Tempo/PitoAgustin
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Inilah pengalaman saya dan nyonya menonton gelaran Ngayogjazz 2018 pada malam Minggu lalu. Kami berkendara ke pelosok Bantul dan tiba sekitar jam delapan malam di Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, yang menjadi venue Ngayogjazz tahun ini.

Dari parkiran, kami menuju pusat informasi untuk mengambil buklet kemudian menerobos kerumunan massa menuju salah satu panggung. Sebenarnya saya berniat ke panggung besar untuk melihat penampil tenar. Tapi, musik Heroic Karaoke di Panggung Bayan berhasil menawan kami untuk berlama-lama nongkrong di sana.

Setelah Heroic Karaoke, panggung dikuasai oleh empat grup musik dari Jogja Blues Forum. Di gelaran Ngayogjazz 2018 ini mereka punya misi ganda. Selain tampil, mereka juga menyambi memberikan pengetahuan soal sejarah blues pada penonton Ngayogjazz.

Kepala saya tak henti goyang mengikuti musik-musik blues modern, roots, Texas, danflower generation. Dibuka dengan Slow Dancing in a Burning Room-nya John Mayer, “kelas” Jogja Blues Forum ditutup dengan Foxy Lady-nya Jimi Hendrix Experience.

Di sela-sela pertunjukan Jogja Blues Forum, saat para musisi sedang memberi kuliah singkat tentang musik yang mereka tampilkan, tiba-tiba saja ada keriuhan dari ujung jalan. Sekelompok orang dewasa berjalan berbaris sambil bermain musik—marching band.

Tapi marching band yang ini beda. Mereka tidak memainkan alat-alat musik “modern” seperti snare, tom-tom, atau bass drum, dan instrumen brass. Yang mereka mainkan adalah baskom bekas, galon air minum, dan terompet tahun baru. Meskipun demikian, perhatian para penonton terpaku ke mereka—entah benar-benar menikmati atau bingung mencerna kerandoman itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Heroic Karaoke di Ngayogjazz 2018/Vidiadari

Tak lama kemudian, lewat sesosok serba hijau—baju, celana, caping, dan kulitnya. Menyusulnya adalah tiga orang bertelanjang dada yang kulitnya dibalut warna hitam. Hendro “Pleret” sang pranata acara menjuluki mereka sebagai “tuyul-tuyul Pantai Samas.”

Memasyarakatkan seni lewat musik jazz

Memang beginilah Ngayogjazz. Festival ini bukan hanya perayaan musik jazz, melainkan seni secara keseluruhan. Seniman-seniman dari berbagai disiplin dilibatkan untuk mengemas sebuah acara kesenian—seni instalasi, seni rupa, seni pertunjukan, dll. Jazz hanya menjadi staf garis depan, pion, kendaraan dalam upaya tanpa henti untuk memasyarakatkan seni itu sendiri.

Dan, menurut saya, upaya ini tidak sia-sia. Kalau kamu sempat main ke Ngayogjazz—tahun depan, mungkin—cobalah lihat sekitar. Sudah barang tentu kamu akan menemukan orang-orang memakai kaos berbau musik. Tapi, jangan heran juga kalau kamu juga akan menjumpai orang-orang yang kostumnya lebih cocok untuk dibawa ke rumah ibadah. Beda dari festival jazz kebanyakan, yang berkeliaran di sekitar venue adalah penonton dari segala kalangan.

Usai menikmati Jogja Blues Forum, saya dan Nyonya bergerak ke Panggung Jagabaya. Kami berdiri di samping sebuah sumur tua dekat panggung. Purwanto dan Kua Etnika baru saja menyelesaikan pertunjukan. Tak lama kemudian pianis legendaris Idang Rasjidi ambil posisi di pojok panggung, bersiap untuk mengiringi Margie Segers dan Tompi dan memungkasi gelaran Ngayogjazz 2018.

Tulisan ini sudah tayang di TelusuRI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

2 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.


Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

4 hari lalu

Belakangan ini sedang tren orang-orang yang membagikan receiptify Spotify ke media sosial. Ini cara melihat receiptify Spotifnya. Foto: Canva
Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

Belakangan ini sedang tren orang-orang yang membagikan receiptify Spotify ke media sosial. Ini cara melihat receiptify Spotifnya.


Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

8 hari lalu

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya. Foto: Canva
Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya.


Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

16 hari lalu

Spotify. cbc.ca
Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

Spotify mengembangkan fitur pembuatan playlist lagu berbasis kecerdasan buatan. Pengguna bisa memakai keyword unik untuk mencari musik favorit.


Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

21 hari lalu

Lizzo. (Instagram/@lizzobeating)
Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

Penyanyi Lizzo sempat menyatakan di Instagram dia ingin mengakhiri kariernya dalam industri musik


Perjalanan Karier Musik Laufey, yang akan Jadi Tamu Spesial di Java Jazz 2024

34 hari lalu

Laufey. Secret Signals/Foto: Gemma Warren
Perjalanan Karier Musik Laufey, yang akan Jadi Tamu Spesial di Java Jazz 2024

Laufey akan tampil di BNI Java Jazz Festival untuk kedua kalinya, setelah sukses menghibur para penggemarnya pada konser tahun lalu.


45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

39 hari lalu

Penampilan Adam Levine di Super Bowl/USA Today
45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

Adam Levine vokalis Maroon 5 yang juha Juri The Voice America hari ini berulang tahun ke-45. Ini karier bermusiknya dan tangga raih kesuksesan.


Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

40 hari lalu

Dua terduga pelaku asusila modus orkes musik keliling diperiksa tim penyidik Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim di Kantor Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 16 Maret 2024. Foto: ANTARA.
Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

Polisi menangkap enam orang anggota orkes musik kelilng usai viral video perbuatan asusila dua personelnya


Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

43 hari lalu

Ilustrasi senam aerobic. Dok. TEMPO/Nickmatulhuda
Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

Pakar audiologi mengingatkan dampak suara keras pada pendengaran, baik musik maupun teriakan instruktur, di pusat kebugaran atau kelas senam.


Pendaftaran Dibuka: TPJC 2024 Mengundang Musisi Jazz Internasional Berkompetisi

43 hari lalu

The Papandayan International Online Jazz Competition 2024
Pendaftaran Dibuka: TPJC 2024 Mengundang Musisi Jazz Internasional Berkompetisi

Proses seleksi peserta akan melibatkan musisi jazz kelas dunia yang identitasnya masih menjadi kejutan.