Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lima Cara Ini Bisa Bikin Adem dengan Kebijakan Bagasi Berbayar

Reporter

image-gnews
Seorang penumpang meletakkan barangnya pada bagasi kabin saat menaiki pesawat Malaysia Airlines Boeing 777-200ER MH318 dari Kuala Lumpur menuju Beijing, (17/3). REUTERS/Edgar Su
Seorang penumpang meletakkan barangnya pada bagasi kabin saat menaiki pesawat Malaysia Airlines Boeing 777-200ER MH318 dari Kuala Lumpur menuju Beijing, (17/3). REUTERS/Edgar Su
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan mengenakan harga bagasi pada salah satu maskapai udara kita mengagetkan. Kalau dulu penumpang dapat kuota 20 kg, sekarang berkurang drastis jadi 7 kg. Lebih dari itu harus bayar.

Bagi publik luas, jelas ini adalah persoalan. Tapi, buat kamu, traveler yang mudah beradaptasi, ini bukan persoalan. Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk menyiasatinya, misalnya:

traveling jadi lebih berkesan
Turis via pexels.com/Porapak Apichodilok

1. Traveling lebih ringkas

Mungkin memang udah nggak zamannya lagi buat traveling bawa ransel yang terlalu besar. Ketimbang bawa ransel 60 liter, lebih baik kamu mulai membiasakan diri buat manggul yang 45 liter atau mungkin 30 liter.

Lagian, sekarang ‘kan sudah banyak juga yang jual peralatan-peralatan ultra ringkas yang bakalan muat dalam ransel kecil kamu. Nah, kalau kamu travelingnya ringkas, kamu nggak perlu khawatir dengan peraturan bagasi yang baru ini.

2. Mulai biasakan diri naik moda transportasi lain

Kalau biaya naik pesawat pesawat sudah mulai terasa mahal buatmu, cobalah untuk membiasakan diri naik moda transportasi lain yang lebih murah dan nggak pakai aturan bagasi macam pesawat. (Selama destinasi yang kamu tuju masih masuk akal untuk dicapai dengan moda transportasi selain pesawat.)

Memang waktu tempuhnya akan lebih lama, tapi bakal lebih banyak hal yang bisa kamu lihat dan, yang paling penting, jauh lebih murah dari ongkos pesawat.

Selain Naik Gunung
Asyiknya backpacking via pexels.com/Porapak Apichodilok

3. Kurangi frekuensi, tingkatkan durasi

Perubahan aturan bagasi ini juga bisa kamu respon dengan cara mengubah kebiasaan travelingmu. Kalau dulu kamu sering banget traveling tapi cuma dua atau tiga hari, sekarang mungkin kamu bisa cobain traveling satu dua kali setahun tapi dalam durasi yang lama, misalnya satu bulan.

 
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kamu bisa punya waktu yang lebih banyak buat nabung. Kalau duit yang kamu kumpulin banyak, kamu bisa pergi jauh banget sekalian. “Lho? Kalau gue stres karena kurang piknik gimana?” Emangnya cuma jalan-jalan yang bisa ngilangin stres? Cari hobi lain lah!

4. Lebih bijaksana dalam beli oleh-oleh

Seringnya, pas berangkat ransel kamu ringan banget tapi pas pulang malah jadi susah diangkat karena kebanyakan bawa oleh-oleh. Dulu sih nggak masalah, kamu punya jatah 20 kg. Sekarang, nekat bawa oleh-oleh banyak, kamu bakalan tekor sendiri.

Makanya kamu mesti lebih bijaksana buat beli oleh-oleh. Jangan kebanyakan, cukup buat orang-orang yang bener-bener pengen kamu kasih oleh-oleh. “Lho, ntar gimana kalau gue diomongin sama orang-orang di kantor?” Mending diomongin orang kantor atau diusir sama ibu kos karena kamu nggak punya duit buat bayar sewa bulan ini?

Tiket pesawat via pexels.com/Torsten Dettlaff

5. Alokasikan waktu yang lebih panjang untuk mempersiapkan bujet transportasi

Kalau kamu emang masih butuh jatah bagasi yang banyak pas traveling naik pesawat, kamu bisa menyiasatinya dengan menabung dari jauh-jauh hari buat beli tiket pesawat plus bagasi.

Jadi, mendekati hari keberangkatan kamu nggak perlu lagi pusing mikirin duit buat transportasi dan tentu saja bagasi.

Tulisan sudah tayang di TelusuRI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

20 jam lalu

Ilustrasi pesawat. Sumber: getty images/mirror.co.uk
Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.


Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

1 hari lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin, 8 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.


Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

2 hari lalu

Macau Tower atau Menara Macau. Unsplash.com/Chris Wu
Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

Menikmati liburan di Macau tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal


Tips Menghindari Tagihan Telepon Bengkak saat Traveling ke Luar Negeri

4 hari lalu

Ilustrasi gadget dan aplikasi untuk traveling
Tips Menghindari Tagihan Telepon Bengkak saat Traveling ke Luar Negeri

Banyak pelancong yang tidak menyadari bahwa ponsel mereka menggunakan data roaming yang biayanya jauh lebih mahal saat traveling ke luar negeri.


Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

4 hari lalu

Ilustrasi wifi di ponsel. Shutterstock
Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

Sebelum traveling, turis tersebut sudah mengunjungi toko operator selularnya supaya bisa menggunakan paket data internasional.


Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

8 hari lalu

Kendaraan arus balik arah Jakarta terjebak kemacetan di GT Cikampek Utama, Karawang, Jawa Barat, Minggu 14 April 2024. Berdasarkan Survei Potensi Pergerakan Masyarakat Pada Masa Lebaran Tahun 2024 yang dirilis Kementerian Perhubungan, pada puncak arus balik lebaran 2024 tanggal 14 April 2024 diperkirakan sebanyak 41 juta orang atau sekitar 21,2 persen dari total pemudik akan kembali ke kota masing-masing. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.


Simak Aturan dan Batas Maksimum Bawa Bagasi ke Pesawat Lion Air Group

9 hari lalu

Pesawat Lion Air. FOTO/Instagram/LionAir
Simak Aturan dan Batas Maksimum Bawa Bagasi ke Pesawat Lion Air Group

Setiap maskapai memiliki aturan berbeda tentang batas maksimum bagasi yang dapat dibawa oleh setiap penumpang.


8 Prospek Kerja Jurusan Pariwisata, Bisa Keliling Dunia

10 hari lalu

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Pariwisata, di antaranya pemandu wisata, perhotelan, influencer, hingga staf kapal pesiar. Foto: Canva
8 Prospek Kerja Jurusan Pariwisata, Bisa Keliling Dunia

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Pariwisata, di antaranya pemandu wisata, perhotelan, influencer, hingga staf kapal pesiar.


PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

11 hari lalu

Kesiagaan Penuh PLN Jaga Keandalan Listrik di Momen Libur Lebaran
PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.


Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

12 hari lalu

Petugas Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia melakukan pemantauan lalulintas penerbangan di Tower Airnav, Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Rabu, 25 September 2019. AirNav Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan navigasi penerbangan dalam rangka merangkai konektivitas Nusantara melalui transportasi udara. TEMPO/Subekti.
Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan sejak tanggal 3 April sampai dengan 11 April 2024 atau H+2 Lebaran.