Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benarkah Bioskop Velvet Memfasilitasi Aksi Mesum?

image-gnews
Ilustrasi bioskop. Sumber: the straits times/asiaone.com
Ilustrasi bioskop. Sumber: the straits times/asiaone.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anda sudah pernah pergi ke bioskop untuk menonton film, bukan? Pertanyaan berikutnya, jika sudah, pernahkah merasakan nonton film di bioskop velvet? Bagaimana cerita serunya? 

Pertama kali saya menonton bioskop adalah ketika SMP. Saat itu ada film Petualangan Sherina. Saya menonton bersama hampir seluruh keluarga, meski awalnya rencana nonton bareng itu ditentang oleh Bapak. Menurut Bapak, bioskop adalah tempat maksiat. Hal ini tidak terlepas dari zaman sebelum ada revolusi film di Indonesia, yang banyak menampilkan film esek-esek semata. Bukan hanya itu, bioskop yang gelap jadi tempat potensial untuk melakukan hal-hal yang diinginkan. 

Waktu berlalu, zaman berubah. Era XXI dimulai. Bakda Petualangan Sherina, saya baru ke bioskop lagi justru ketika kelas 3 SMA, dengan penyertaan yang berbeda. Ya, saya menonton bersama perempuan.

Kala itu, ke bioskop saja rasanya takut-takut. Saya bertanya pada dia, “Apakah nanti akan ada pengecekan KTP?” Sebab isunya adalah, anak berseragam sekolah, dan di bawah 17 tahun dilarang masuk bioskop. Tapi, ternyata kami diperbolehkan masuk. Dan menonton bioskop bersama keluarga dengan menonton bioskop bersama teman perempuan itu berbeda.

Sekitar 6 tahun kemudian, saya juga punya teman dekat perempuan yang berbeda. Teman saya ini punya keistimewaan, yakni mata batinnya terbuka. Salah satu kemampuannya adalah bisa melihat makhluk halus. Dia bilang ke saya, “Tahu nggak, Mas, di mana tempat yang paling banyak hantunya selain kuburan?” Aku menjawab kamar mandi. Dia menggeleng. Dia bilang bioskoplah sarang dari hantu-hantu yang kuat. Ketika kami menonton berdua–aku ingat kami menonton New Moon, dia bercerita tentang adanya genderuwo di dalam bioskop.

Mungkin ini intermezzo yang terlalu banyak untuk sebuah hal yang ramai dibicarakan netizen baru-baru ini. Yakni mengenai keberadaan bioskop velvet di Palembang yang tidak diperbolehkan oleh wakil wali kota Palembang. Alasannya berpotensi menjadi tempat mesum. Bioskop velvet sederhananya adalah bioskop dengan fasilitas yang lebih nyaman dari bioskop pada umumnya, kursinya seperti sofa malas yang bisa buat tiduran.

Terlepas dari kesalahan urutan pelarangan, yang seharusnya dilarang sejak perizinan (bioskop velvet belum dibuat), saya setuju dengan argumen pendapat wakil walikota tersebut kalau sebenarnya bioskop berpotensi menjadi tempat mesum.

Sudah rahasia umum, ada ungkapan, ketika ke bioskop, kamu sebenarnya ingin menonton film atau “membuat film”? Ungkapan ini saya dengar ketika kelas 3 SMP. Maklum, saya punya seorang teman yang agak gaul, yang bahkan menceritakan ciuman pertamanya terjadi di bioskop. Jangan tanya, pipi atau bibir, ya?

Ketika kelas 1 SMA, teman saya bahkan bercerita, ia menyaksikan orang bercumbu dengan panasnya di bioskop, sehingga dengan segera ia mengosongkan botol aqua yang dibawanya, lalu ia kencingi botol aqua itu, dan ia lempar ke arah orang bercumbu tadi.

KAN ADA CCTV?

Dalih yang sering digunakan adalah kan di bioskop ada kamera pengawas. Kamera pengawas ini sebenarnya digunakan untuk mendeteksi bila ada yang merekam film yang sedang tayang di bioskop. Saya belum pernah mendengar, ada aksi yang dilakukan pihak bioskop yang menggerebek orang berbuat mesum di bioskop. Tapi, apa berarti tidak ada yang berbuat mesum?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya menduga, hal ini terjadi karena ada perbedaan definisi maksiat/mesum. Anggapan masyarakat sekarang, kebanyakan, adalah yang penting tidak ML/bercinta. Selain hal itu, boleh-boleh saja. Pacaran, yang penting jangan ML. Pegangan tangan, pelukan, ciuman, bercumbu, grepe-grepe… boleh-boleh saja dan tidak termasuk dalam kategori mesum.

Tentu, jika ada yang berargumen, tidak percaya banyak orang berciuman di bioskop, saya pikir terlalu… terlalu dungunya.

Saya termasuk orang yang Kepo. Setiap saya nonton, saya paling suka mengamati sekitar. Seorang teman, sebut saja G, pernah heran dengan tingkah saya ketika saya menonton bersamanya (bisa dikonfirmasi). “Kenapa kamu cerudikan sih?” Maksudnya, saya menoleh kemana-mana. Saya pun menunjuk ke beberapa arah, dan saya katakan kepadanya, “Mereka sedang berciuman.” Bahkan, ketika di Bandung, pernah terjadi persis di sebelah saya, saya yakin mereka masih SMA, dan ketika saya menolehkan kepala, si lelaki kepalanya sudah berada di kursi sebelahnya (tafsirkan sendiri).

Sebagian besar lagi dari para pelaku kemesuman di bioskop adalah remaja. Pasalnya, remaja agak susah mau menyewa hotel, belum berani ngajak ke kos, dan rasa penasarannya tinggi. Selain itu juga ada, sebab sensasi yang ditimbulkan dengan bercumbu di tempat umum itu rasanya berbeda.

Saya pernah tanya seorang kenalan yang bekerja di bioskop, yang kerjanya mengawasi CCTV. Dia mengakui percumbuan itu terjadi dan menjadi tontonan gratis saja buat dia. Tidak ada tindakan lebih lanjut.

Bayangkan, itu terjadi dengan bentuk kursi yang ada sekat-sekatnya, dan lebih terasa publiknya. Bagaimana dengan velvet yang bentuk kursinya sangat…ah…didesain untuk berdua-duaan, tinggal pakai selimut, tanggalkan pakaian dalam sebelum masuk bioskop, buka resleting begitu lampu dipadamkan, dan Anda bisa bercinta dengan pura-pura hanya pelukan?

Tentu, tidak semuanya begitu. Bagi pencinta film, yang khusuk menonton film, velvet adalah sebuah kemewahan. Kalau sudah melewati masa-masa penasaran, ke bioskop memang hiburan tersendiri. Apalagi untuk film-film tertentu, kenikmatannya akan lebih wow bila ditonton di bioskop ketimbang mendownload dan menontonnya di laptop.

Lepas dari ocehan netizen, kita jujur-jujuran saja, mana yang lebih baik…mencegah atau mengobati? Saya yang sudah banyak ubannya, dan ingin menjadi manusia yang lebih baik, menganggap mending tidak usah ada velvet, kalau pun ada syarat masuknya diperketat, ndak boleh bila bukan pasangan sah misalnya. Kecuali Anda sudah tidak peduli….

Tulisan ini sudah tayang di Catatanpringadi

 
 

 

 

 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menjelang Ajal Tayang, Ini Deretan Film Horor Karya Hadrah Daeng Ratu

1 hari lalu

Film Menjelang Ajal. Dok. Rapi Films
Menjelang Ajal Tayang, Ini Deretan Film Horor Karya Hadrah Daeng Ratu

Hadrah Daeng Ratu sutradara yang dikenal lewat sejumlah karya film horornya. Film terbarunya Menjelang Ajal


Polres Metro Depok Tangkap Begal Ponsel yang Menyebabkan Siswi SMP Terseret

1 hari lalu

Tersangka perampasan ponsel Yusuf Arifin dibawa ke Satreskrim Polres Metro Depok, Selasa, 1 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Polres Metro Depok Tangkap Begal Ponsel yang Menyebabkan Siswi SMP Terseret

Siswi SMP di Depok itu terjatuh dan terseret beberapa meter hingga luka di lengan dan lutut saat berusaha mempertahankan HP yang dirampas begal.


Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

1 hari lalu

Poster film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa. Foto: Instagram Hanung Bramantyo.
Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

Sutradara Hanung Bramantyo menyebut film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa awalnya hadir delam dua versi, 21+ dan 17+.


IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

2 hari lalu

Brigadir Ridhal Ali Tomi, anggota Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Manado. Dia ditemukan tewas di dalam mobil Toyota Alphard hitam dengan kepala tertembak, di Jalan Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan, Kamis, 15 April 2024. Dok. Instagram
IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.


Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

2 hari lalu

Anggota Polri saat melakukan olah TKP di Mampang Prapatan, Jakarta. ANTARA/HO-Polres Metro Jaksel
Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi terus menggali terkait kasus meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri di dalam mobil.


Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Ilustrasi petugas Bea Cukai. Instagram/Beacukairi
Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.


Kronologi Brigadir RA Tewas Diduga Bunuh Diri dalam Mobil Alphard, Ini yang Terlihat di CCTV

3 hari lalu

Brigadir Ridhal Ali Tomi, anggota Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Manado. Dia ditemukan tewas di dalam mobil Toyota Alphard hitam dengan kepala tertembak, di Jalan Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan, Kamis, 15 April 2024. Dok. Instagram
Kronologi Brigadir RA Tewas Diduga Bunuh Diri dalam Mobil Alphard, Ini yang Terlihat di CCTV

Anggota Polresta Manado Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewa dalam mobil Alphard. Apa penyebab kematiannya? Berikut kronologi tewasnya Brigadir RA?


Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Keluarga dari Manado cek TKP dan CCTV

5 hari lalu

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro saat ditemui di Jakarta, Sabtu 27 April 2024. ANTARA/Ilham Kausar
Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Keluarga dari Manado cek TKP dan CCTV

Keluarga almarhum Brigadir RA datang langsung dari Manado untuk mengecek TKP dan melihat CCTV. Ditemukan luka tembak di kepala korban.


Brigadir RA Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Alphard di Jakarta Selatan, Polisi Duga Bunuh Diri

5 hari lalu

Ilustrasi Garis Polisi (REUTERS/Sergio Flores)
Brigadir RA Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Alphard di Jakarta Selatan, Polisi Duga Bunuh Diri

Polisi menyimpulkan sementara Brigadir RA tewas karena bunuh diri.


Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

6 hari lalu

Glenn Fredly The Movie. Dok. Poplicist Publicist
Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024